Ekplorasi Fungi Arbuscular Mycorrrhiza (Am) Pada Berbagai Penggunaan Lahan Di Asembagus, Situbondo
Abstract
Mycorrhiza merupakan hubungan simbiotik antara fungi dan akar
tanaman. Salah satu simbion fungi mikoriza dengan membentuk bagian arbuskul
di dalam jaringan korteks pada akar tanaman disebut Arbuscular Mycorrhiza
(AM). Bentuk simbiotiknya fungi akan memperoleh karbohidrat dan vitamin dari
tanaman, sedangkan tanaman meningkatkan toleransinya terhadap kekeringan,
suhu tinggi, kemasaman tinggi. Penggunaan lahan merupakan hasil aktivitas
manusia pada sebidang lahan yang berbeda dan dipengaruhi oleh kondisi fisik
alamnya. Asembagus merupakan daerah yang mana lahannya termasuk lahan
kering, sehingga mempengaruhi penggunaan lahan didalamnya. Oleh sebab itu,
perlu adanya kegiatan eksplorasi fungi AM di Kecamatan Asembagus, Kabupaten
Situbondo. Kegiatan eksplorasi fungi Arbuscular Mycorrhiza (AM) bertujuan
untuk mengetahui jenis fungi AM, sebarannya pada berbagai penggunaan lahan,
pengaruh integrasi jenis tanah, kelas lereng, dan penggunaan lahan terhadap
variabel penelitian, serta hubungan pH, P-Tersedia, dan Tesktur tanah terhadap
persentatase kolonisasi dan populasi spora.
Penelitian dimulai dengan mentukan titik pengambilan pengambilan
sampel dengan metode Purposive Sampling. Metode tersebut dalam berbentuk
pembuatan peta kerja, dengan cara overlay peta jenis tanah, kelas lereng, dan
penggunaan lahan. Hasil overlay membentuk tujuh SPL dan selanjutnya
ditentukan tiga titik sampel per SPL yang searah dengan arah kelerengan. Sampel
yang diambil berupa tanah dan akar tanaman. Setiap pengamblan contoh tanah
dilakukan pada kedalaman 0—30 cm. Analisis laboratarium bertujuan untuk
mengetahui beberapa sifat fisik, kimia tanah, dan fungi AM. Variabel yang
diamati antara lain; pH, P-tersedia (metode Olsen), tekstur tanah (metode Pipet),
morfologi spora, dan populasi spora (metode Wheat and Sieving), dan persentase
kolonisasi fungi Arbuscular Mycorrhiza. Data morfologi spora dikelompokan sesuai genus menurut kunci Redecker, et all (2013). Selanjutnya, data tersebut
dianalisis secara deskriptif sesuai dengan penggunaan lahan. Selain itu, variabel
lainnya dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA (0,05) dan korelasi
regresi menggunakan metode Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga genus fungi Arbuscular
Mycorrhiza (AM) meliputi; Glomus sp, Accaulospora sp, dan Gigaspora sp.
Sebaran genus fungi Arbuscular Mycorrhiza pada setiap penggunaan lahan dari
tinggi ke rendah berturut-turut adalah; Hutan (Glomus sp 73,6%, Accaulospora
sp. 24,9%, Gigaspora sp. 1,4%), Tegalan (Glomus sp 65,2%, Accaulospora sp.
33,3%, Gigaspora sp. 1,5%); Perkebunan (Glomus sp 52,8%, Accaulospora sp.
43,8%, Gigaspora sp. 3,5%); serta Glomus sp merupakan genus fungi AM yang
paling dominan di setiap penggunaan lahan. Persentase kolonisasi, populasi spora,
dan persentase setiap fraksi tanah dipengaruhi oleh integrasi setiap jenis tanah,
kelas lereng, dan penggunaan lahan; sedangkan lainnya sangat dipengaruhi. Selain
itu, Terdapat hubungan dengan tingkat sedang antara pH terhdap populasi spora (r
= 0,5) dengan arah berbanding terbalik, persentase fraksi debu terhadap persentase
kolonisasi (r = 0,44) dengan arah berbanding terbalik, dan persentase fraksi pasir
terhadap populasi spora (r = 0,44) dengan arah berbanding lurus; Sedangkan,
hubungan dengan tingkat kuat antara P-tersedia terhadap persentase kolonisasi (r
= 0,61) dengan arah berbanding lurus.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]