Karakteristik Fisik, Organoleptik, dan Daya Cerna Pati pada Cookies dengan Penambahan Bubuk Kakao Terfermentasi dan Tanpa Fermentasi
Abstract
Bubuk kakao merupakan produk derivat kakao yang terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu bubuk kakao terfermentasi dan tanpa fermentasi. Tahapan fermentasi pada
pengolahan kakao menyebabkan terjadinya oksidasi polifenol dan pembentukan
prekursor flavor. Sehingga, bubuk kakao terfermentasi memiliki cita rasa dan
aroma khas cokelat yang baik, dan cenderung mengandung polifenol lebih rendah.
Bubuk kakao tanpa fermentasi memiliki citarasa sepat (astringency) dan citarasa
khas kakao yang lemah. Senyawa polifenol yang terdapat pada bubuk kakao
merupakan reagen crosslinking alami yang dapat memodifikasi struktur pati
menjadi pati tahan cerna. Cookies tergolong produk pangan berpati, dengan bahan
dasar terigu, bertekstur renyah, berukuran kecil, rasa yang manis, memiliki daya
simpan yang relatif panjang. Bubuk kakao terfermentasi dan bubuk kakao tanpa
fermentasi ditambahkan pada cookies akan meningkatkan cita rasa dan penurunan
daya cerna pati. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis karakteristik fisik,
organoleptik dan daya cerna pati pada cookies dengan penambahan bubuk kakao
tanpa terfermentasi dan tanpa fermentasi.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu
faktorial yaitu Kontrol dan 3 variasi jenis bubuk kakao yang ditambahkan pada
masing-masing adonan cookies, diantaranya (FK) bubuk kakao terfermentasi
komersil merek Van Houten, (FP) bubuk kakao terfermentasi Puslit Koka Jember,
dan (UF) bubuk kakao tanpa fermentasi Puslit. Pembuatan cookies diawali dengan
pencampuran seluruh bahan. Setelah bahan tercampur, dilakukan pengocokan
hingga kalis dalam alat mixer dengan kecepatan sedang selama 20 menit. Adonan
yang telah kalis dimasukkan dalam freezer selama 10 menit. Pemasukan adonan ke
dalam freezer akan menghasilkan cookies yang renyah. Adonan ditipiskan dengan
roller dan selanjutnya dicetak dengan ketebalan 6 mm dan diameter 3.93 cm.
Adonan yang telah dicetak kemudian didiamkan terlebih dahulu selama 5 menit,
kemudian adonan yang telah dicetak dipanggang dalam oven dengan suhu 170ᵒC
selama 15 menit. Tahapan terakhir yaitu pendinginan selama 15 menit yang
berfungsi untuk mengeraskan tekstur cookies. Pengujian terhadap karakteristik
cookies yaitu uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan), uji
fisik (warna, tekstur dan daya kembang), dan daya cerna pati cookies (kadar pati,
kadar air, daya cerna pati RDS,SDS dan RS).
Karakteristik fisik warna, tekstur dan daya kembang cookies dengan
perlakuan penambahan bubuk kakao terfermentasi ataupun tanpa fermentasi
menghasilkan nilai yang berbeda-beda. Cookies dengan penambahan bubuk kakao
terfermentasi memiliki kecerahan (lightness) khas kakao yang lebih gelap. Tekstur
cookies dengan penambahan bubuk kakao tanpa fermentasi cenderung memiliki
tekstur yang lebih keras. Nilai uji organoleptik warna, rasa, aroma, tekstur dan keseluruhan cookies dengan perlakuan penambahan bubuk kakao terfermentasi dan
tanpa fermentasi memiliki nilai yang berbeda-beda. Panelis lebih menyukai cookies
dengan rasa yang ditimbulkan tanpa memberikan aftertaste pahit, memberikan
warna dan aroma khas coklat. Nilai daya cerna pati, kadar pati, kadar air, RS, SDS
dan RDS pati cookies dengan perlakuan penambahan bubuk kakao terfermentasi
dan tanpa fermentasi memiliki nilai yang berbeda-beda. Cookies dengan
penambahan bubuk kakao tanpa fermentasi cenderung memiliki kadar pati tahan
cerna yang tinggi, sehingga menurunkan daya cerna pada cookie