Persepsi Petani Tebu Terhadap Penerapan Sistem Pembelian Tebu (SPT) di Kabupaten Situbondo
Abstract
Tanaman tebu merupakan komoditas unggulan di Indonesia khususnya di
Situbondo karena tebu adalah bahan baku yang telah umum untuk memproduksi
bahan pokok masyarakat yaitu gula kristal putih. Kabupaten Situbondo adalah salah
satu kabupaten penghasil tebu tertinggi di Jawa Timur dengan produksi tebu terbesar
ke-6 se Jawa Timur dan didukung oleh tiga pabrik gula yang berlokasi di Kabupaten
Situbondo. PG Asembagus menjadi salah satu pabrik pengolahan gula kristal terbesar
di Kab. Situbondo dengan kapasitas giling 6.000 TCD. PG Asembagus, dalam
memenuhi kebutuhan bahan baku tebunya, menyuplai dari Sebagian tebu sendiri (TS)
dan selebihnya berasal dari tebu rakyat (TR). Petani tebu rakyat dalam menjual hasil
panennya pada PG Asembagus pada umumnya sejak dulu dilakukan melalui sistem
kemitraan. Pada tahun 2019 pemerintah menetapkan sistem pembelian tebu (SPT)
dengan skema transaksi jual-beli putus yang menggunakan ukuran bobot tebu, sebagai
pangganti sistem bagi hasil (SBH) yang telah lama dijalankan oleh petani tebu di
Situbondo. Berdasarkan pada kondisi tersebut, peneliti berminat untuk mendalaminya
dan tujuan penelitian ini untuk: (1) Untuk mengetahui persepsi petani tebu terhadap
penerapan Sistem Pembelian Tebu (SPT) di Kabupaten Situbondo; (2) Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani tebu terhadap penerapan
Sistem Pembelian Tebu (SPT) di Kabupaten Situbondo.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dan analitik.
Metode penentuan lokasi penelitian menggunakan purposive, menentukan Kecamatan
Asembagus dengan pertimbangan lokasi tersebut memiliki jumlah petani terbesar dan
terdampak langsung dari penerapan sistem SPT. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode
wawancara, observasi dan studi pustaka. Data dianalisis menggunakan skala likert dan
rentang skala untuk mengetahi persepsi petani serta analisis regresi linier berganda
dengan variable dummy untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi persepsi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Persepsi petani tebu terhadap
penerapan sistem pembelian tebu (SPT) dinyatakan dengan beberapa indikator yang
kumulatif memiliki skor sebesar 3.777 dari 7.380, dimana petani tebu berpersepsi
bahwa penerapan sistem SPT secara umum memberikan dampak positif. (2)
Seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh pada variabel
pesepsi petani terhadap penerapan sistem SPT. Factor-faktor yang berpengaruh
signifikan secara parsial terhadapa persepsi petani tebu adalah lama berusahatani,
pendidikan petani dan diversifikasi pekerjaan, sementara usia petani, luas lahan,
status lahan tidak berpengaruh secara secara signifikan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]