Show simple item record

dc.contributor.authorHARTONO, Mohamad Budi
dc.contributor.authorRATNANINGSIH, Anik
dc.date.accessioned2022-04-19T04:59:08Z
dc.date.available2022-04-19T04:59:08Z
dc.date.issued2017-10-30
dc.identifier.govdocKODEPRODI1910301#Teknik Sipil
dc.identifier.govdocNIDN0030057003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106468
dc.description.abstractPuskesmas merupakan salah satu prasarana milik Negara yang harus dijaga kondisi dan keberfungsiannya, karena merupakan prasarana yang terdekat dan paling mudah diakses dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan dan pengembangan bangunan gedung puskesmas menjadi penting dalam membantu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat mengingat dewasa ini pertumbuhan penduduk semakin pesat dan keberadaan masyarakat rentan semakin dominan sehingga diperlukan layanan kesehatan yang representatif dan ideal. Puskesmas memiliki fasilitas gedung yang dipergunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan, namun fasilitas tersebut sering tidak diperhatikan perawatan dan pengembangannya. Sehingga banyak gedung yang mengalami kerusakan dan tidak berfungsi optimal. Hal itu berdampak kurang baik dalam proses pelayanan kesehatan. Agar bangunan puskesmas selalu dalam keadaan terawat dan memberikan kinerja secara optimal maka diperlukan pemeliharaan dan pengembangan bangunan gedung sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan demi terciptanya kesejahteraan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membantu penentuan prioritas pemeliharaan dan pengembangan bangunan gedung puskesmas, maka perlu dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kriteria dalam menentukan prioritas pemeliharaan dan pengembangan bangunan berdasarkan tingkat kerusakan dari komponen bangunan dan parameter lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data primer yang digunakan untuk penelitian ini meliputi survei langsung ke lapangan berupa pengisian form penilaian kondisi bangunan untuk mendapatkan nilai persentase kerusakan dan kebutuhan pengembangan, sedangkan untuk penilaian pembobotan di setiap komponen bangunan dapat diperoleh dengan cara memberikan kuisioner. Untuk data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dan dari peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Penelitian ini dilakukan di seluruh bangunan puskesmas di kabupaten Jember yang berjumlah 49 bangunan puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan. Hasil analisis data menunjukan bahwa kondisi bangunan gedung puskesmas di kabupaten Jember secara umum dalam kondisi cukup baik, dari 49 puskesmas yang ada, 5 puskesmas perlu dilakukan rehab dan pengembangan fasilitas ruang, 8 puskesmas perlu dilakukan rehab sedang, dan 36 puskesmas dalam keadaan baik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherKonferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastrukturen_US
dc.subjectAHPen_US
dc.subjectPemeliharaanen_US
dc.subjectPengembanganen_US
dc.subjectPenilaian Kerusakan Bangunanen_US
dc.subjectPuskesmasen_US
dc.titlePenentuan Prioritas Pemeliharaan dan Pengembangan Insfrastruktur Bangunan Gedung Puskesmas dengan Metode AHP (Analytical Hierarcy Process) di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record