Show simple item record

dc.contributor.authorYULIANTI, Atika
dc.date.accessioned2022-04-06T14:34:12Z
dc.date.available2022-04-06T14:34:12Z
dc.date.issued2021-07-22
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106205
dc.description.abstractSabun merupakan sediaan pembersih yang terbentuk dari asam lemak dan basa alkali. Berbagai jenis dan bentuk sabun telah beredar yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sabun cair banyak digemari masyarakat karena memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis sabun lainnya. Munculnya tren baru back to nature mengakibatkan pergeseran perkembangan produk kosmetik, khususnya sabun, ke arah natural product (Duraisanny et al, 2011). Sediaan sabun yang tengah dikembangkan adalah memanfaatkan bahan alam sebagai bahan baku utama dan bahan tambahan untuk menggantikan bahan-bahan sintetik, seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan triclosan. Banyak bahan alam yang memiliki potensi namun belum dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah biji kelor. Menurut Rahayu (2011), biji kelor memiliki kandungan senyawa sekunder seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, penambahan ekstrak biji kelor dalam pembuatan sabun cair akan mempengaruhi karakteristiknya.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing : Andrew Setiawan Rusdianto, S. TP., M. Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectSabun cairen_US
dc.subjectAntibakterien_US
dc.subjectBiji Keloren_US
dc.subjectMoringaen_US
dc.titleKarakteristik Sabun Cair dengan Variasi Penambahan Ekstrak Biji Kelor (Moringa oleifera L.)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record