Show simple item record

dc.contributor.authorSUPARNO, Fanteri Aji Dharma
dc.contributor.authorKUSWARDANI, Ika Febriana
dc.contributor.authorANGGRAINI, Yensi Ina
dc.contributor.authorFEBRIANY, Sapna Rizqi
dc.date.accessioned2022-02-04T03:10:47Z
dc.date.available2022-02-04T03:10:47Z
dc.date.issued2020-12-02
dc.identifier.govdocKODEPRODI1903106#Teknik Pertambangan
dc.identifier.govdocNIDN0009048803
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/105684
dc.description.abstractPertambangan merupakan salah satu industri yang memiliki risiko kerja tinggi. Meskipun industri pertambangan menawarkan banyak keuntungan, sektor ini tidak luput dari banyaknya risiko yang kemungkinan terjadi. Risiko yang ditimbulkan baik berupa risiko terhadap lingkungan maupun risiko terhadap para pekerja selama melakukan aktivitas penambangan. Faktor risiko yang biasa ditemui diantaranya ledakan, longsoran, kebakaran. Risiko lain dari aktivitas penambangan adalah terjadinya kecelakaan kerja yang melibatkan alat berat dengan kendaraan kecil. Pada studi kasus ini telah terjadi kecelakaan kerja antara Rigid Dump Truck dengan mobil patroli/LV di area penimbunan overburden atau disposal area dan menewaskan empat orang pekerja. Kejadian ini dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, kerusakan alat, maupun kondisi lingkungan. Kesalahan manusia merupakan faktor yang paling mendominasi terjadinyakecelakaan kerja,sepertitidak mematuhiSOP,tidakmemakai alatpelindungdiri, dan mengabaikan area blindspot pada alat besar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja atau biasa disebut K3 sangat penting untuk diaplikasikan pada industripertambangan.ManajemenK3 pada suatuperusahaan berfungsiuntuk mengatursegala aktivitas pertambangan dengan cara mengidentifikasi risiko dan melakukan pengendalian sebagai upaya pencegahan terhadapkejadianyangtidakdiinginkan. Pada studi kasus ini terdapat beberapa cara yang digunakan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang kemungkinan terjadi terkait dengan K3. Tahap pertama adalah menggambarkan dan menguraikan area yang menjadi titik buta atau blindspot pada alat berat dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan antar unit. Tahap kedua adalah melakukan analisis K3 menggunakan metode HIRARC dan membuat JSA dengan tujuan supaya dapat mengenalisecara dini risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada aktivitas Rigid Dump Truck dan mobilpatroli/LVyang sedang beroperasidiarea penimbunan.Tahap terakhir adalah penjelasan solusi-solusi yangmengacu pada Undang-Undangdan Kepmen1827Ktahun2018 tentang manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di industri pertambangan. Ketiga langkah tersebut diharapkan dapat menjadisolusi atas kasus yangseringterjadi di perusahaan pertambangan utamanya terkait dengankesehatandan keselamatan kerja diindustripertambangan.en_US
dc.publisherJurnal Teknologi Sumberdaya Mineralen_US
dc.subjectK3en_US
dc.subjectRigidDump Truck,LVen_US
dc.subjectblindspoten_US
dc.subjectSAen_US
dc.subjectKepmen 1827Ken_US
dc.titleManajemen RisikoKecelakaan Kerja Akibat Blindspot pada Disposal Area Menggunakan Analisis HIRARCen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record