| dc.description.abstract | Kabupaten Jember merupakan daerah penghasil karet terbesar di Jawa 
Timur dengan total produksi mencapai 15.924 ton. Salah satu produsen 
perusahaan yang membudidayakan dan mengolah hasil komoditi karet yaitu 
Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember. PDP Kahyangan 
memiliki 3 kebun induk dan 2 kebun bagian, dimana Perkebunan Gunung Pasang 
merupakan salah satu kebun induk yang membudidayakan komoditi karet, kopi 
dan cengkeh. Karet crepe yang diproduksi terdiri dari 3 mutu yang berbeda yaitu 
crepe mutu 1, mutu 2 dan mutu 3, ketiganya memiliki standar mutu dan nilai jual 
yang berbeda. 
Berdasarkan data produksi pada bulan Juni 2018 hingga Januari 2020, 
hasil produksi crepe mutu 1 terus mengalami penurunan sedangkan pada crepe 
mutu 2 dan 3 mengalami peningkatan. Penurunan jumlah produksi tersebut 
berbanding terbalik dengan permintaan konsumen yang tinggi terhadap crepe 
mutu 1. Perusahaan tidak mampu memenuhi target yang diharapkan sehingga 
mereka menyuplai hasil olah lateks dari kebun lain agar dapat mencapai target 
yang diharapkan. Dalam permasalahan tersebut perusahaan diharapkan mampu 
meningkatkan hasil produksi crepe mutu 1 agar selalu dapat memenuhi 
permintaan konsumen dan meminimalisir adanya kerugian bagi perusahaan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi proses kritis pada 
proses produksi crepe dan jenis kecacatan yang menjadi faktor penyebab 
penyimpangan. Jenis kecacatan yang ditemukan kemudian dianalisis 
menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui penyebab kecacatan 
yang terjadi sehingga dapat mempermudah dalam menentukan rumusan perbaikan 
yang akan dilakukan. Berdasarkan data produksi crepe selama 90 hari (Mei-Agustus 2020) 
diketahui jumlah crepe mutu 1 yang dihasilakan sebanyak 62,10% dan 37,9% 
merupakan produk cacat (mutu 2 dan 3). Dari data produksi yang dituang ke 
dalam bentuk histogram menunjukkan rata-rata sampel mengalami pergeseran 
proses dari target yang diharapkan perusahaan yaitu sebesar 80%. Pada peta 
kendali p-chart masih ditemukan 38 titik berada di bawah garis LCL, hal tersebut 
mengidentifikasikan bahwa proses belum stabil dan masih terdapat adanya 
penyimpangan. Dari hasil pengamatan jenis kecacatan yang paling sering terjadi 
yaitu cacat crepe bernoda dan cacat warna gelap. Hasil analisis FTA penyebab 
dari kecacatan tersebut antara lain disebabkan oleh pengaruh cuaca dan iklim, 
kontaminasi mikroorganisme, kesalahan pada proses produksi serta kualitas bahan 
baku lateks yang digunakan. Solusi perbaikan yang dapat dilakukan untuk 
meningkatkan crepe mutu 1 antara lain dengan memberikan zat antikoagulan pada 
lateks, menjaga kebersihan peralatan dan ruangan produksi, menerapakan SOP 
yang telah ditentukan. | en_US |