Uji Efektivitas Pseudomonas Pendar-Fluor dalam Mengendalikan Pustul Bakteri (Xanthomonas axonopodis pv. glycines) pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.)
Abstract
Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan jenis polong –
polongan. Peranan kedelai sangat penting selain digunakan sebagai bahan pangan,
tanaman kedelai dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.
Produktivitas (ton) kedelai di Indonesia khususnya di Jember, Jawa Timur dari 4
tahun terakhir yaitu tahun 2015 hingga 2017 mengalami penurunan. Faktor yang
mempengaruhi adanya penurunan tersebut yaitu organisme pengganggu tanaman.
Serangan OPT pada tanaman kedelai yaitu pustul bakteri yang disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas axonopodis pv. glycines. Pengendalian penyakit pustul
bakteri dapat dilakukan dengan penggunaan agen hayati dengan memanfaatkan
bakteri Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) (Pseudomonas pendarfluor). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari beberapa
konsentrasi agen hayati dalam mengendalikan penyakit pustul bakteri. Rancangan
percobaan yang dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial
dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, untuk perlakuan yang digunakan yaitu
pengaplikasian beberapa konsentrasi (106
cfu/ml, 107
cfu/ml, 108
cfu/ml dan 109
cfu/ml) dan kontrol (tanpa Pseudomonas pendar-fluor).
Hasil isolasi dari daun tanaman kedelai yang dilakukan merupakan bakteri
X. axonopodis pv. glycines yang menghasilkan reaksi positif pada uji gram,
bersifat patogenik dan memiliki virulensi tinggi yang dapat menyebabkan daun
berubah menjadi nekrotik. Bakteri PGPR yang diperoleh isolasi dari akar rumput
gajah merupakan bakteri Pseudomonas pendar-fluor karena memiliki pigmen
pendar yang dapat dilihat di bawah sinar UV. Bakteri Pseudomonas pendar-fluor
termasuk bakteri gram negatif dan sifatnya bukan tergolong patogen. Pengujian
secara in vitro bakteri Pseudomonas pendar-fluor dengan menggunakan 3 media
YDA, King’s B dan NA mampu menghambat perkembangan bakteri X.
axonopodis pv. glycines dengan menghasilkan diameter zona hambat berupa zona
bening yang berbeda-beda dengan rentang diameter 0,81 hingga 1,15 mm dan
pada uji in vitro ini mampu menekan perkembangan patogen dengan
menghasilkan siderofor dan antibiotik serta bersifat bakteriostatik.
Hasil pengujian secara in vivo menunjukkan bahwa interaksi bakteri
Pseudomonas pendar-fluor terhadap bakteri X. axonopodis pv. glycines
berpengaruh nyata terhadap keparahan penyakit. Presentase keparahan penyakit
tertinggi pada 28 hsi (hari setelah inokulasi) yaitu pada kontrol 40,37%,
sedangkan keparahan penyakit paling rendah pada konsentrasi 109
cfu/ml sebesar
22,59% dengan nilai efektivitasnya yaitu 39,81%. Pada nilai insidensi penyakit
dan laju infeksi tidak berbeda nyata antar perlakuan dengan nilai terendah pada
insidensi penyakit konsentrasi 109
cfu/ml yaitu 40,12% dan pada nilai laju infeksi
konsentrasi 107
cfu/ml dan 109
cfu/ml yaitu 0,770 unit/hari, sehingga untuk
konsentrasi minimal 107
cfu/ml sudah mampu mengendalikan penyakit pustul
bakteri.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]