Karakterisasi Sabun Cair dengan Variasi Penambahan Ekstrak Tembakau (Nicotiana Tabacum L.)
Abstract
Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil tembakau yang cukup tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember (2015) jumlah produksi tambakau kasturi Kabupaten Jember pertahunnya adalah 119782 kw dan luas lahan mencapai 9138 Ha sehingga produktifitasnya mencapai 13,11 kw/Ha. Tembakau Voor-Oogst merupakan tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok kretek. Kurangnya pemanfaatan tersebut dapat membuat para petani tembakau mengalami kerugian pada saat musin panen yang bersamaan dikarenakan harga jual tembakau mengalami penurunan. Salah satu pemanfaatan tembakau dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sabun cair. Salah satu jenis sabun yang cukup diminati adalah sabun cair. Permintaan sabun cair cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga 2012 sebanyak 46,0 % naik menjadi 46,1%. Hal ini disebabkan karena sabun cair memiliki beberapa keunggulan, yaitu lebih praktis, higienis dan ekonomis. Sebagian besar sabun cair yang ada di pasaran menggunakan bahan aktif sintesis sebagai antimikroba. Daun tembakau mengandung alkaloid nikotin yang berguna sebagai antibakteri alami pada pembuatan sabun cair. Penelitian mengenai sabun cair perlu dilakukan untuk mengetahui variasi penambahan ekstrak tembakau sehingga menghasilkan karakter sabun cair yang terbaik.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui variasi konsentrasi ekstrak tembakau terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologis sabun cair. (2) Mengetahui konsentrasi ekstrak tembakau yang paling tepat sehingga dihasikan sabun cair dengan sifat fisik, kimia dan mikrobiologis yang baik. Penelitian ini menggunakan beberapa pengujian terhadap sabun cair diantaranya adalah uji viskositas, uji bobot jenis, daya busa dan stabilitas busa, uji pH, alkali bebas, kadar nikotin, antibakteri. Kemudian untuk mengetahui konsentrasi ekstrak tembakau yang paling baik menggunakan metode De Garmo.
Hasil penelitian yaitu nilai viskositas paling tinggi pada sampel A1 sebesar 2.498,1 cP; nilai bobot jenis, nilai pH dan nilai alkali bebas semua sampel memiliki kriteria yang baik menurut SNI (1996); pada hasil daya busa masing-masing sampel sebesar 150% dengan waktu pembusaan 22 detik dan stabilitas busa masing-masing sampel sama sebesar 180 mL/9 jam; pada kadar nikotin hasil paling baik pada sampel A1 dengan kadar nikotin sebanyak 131,41 mg/100g; pada antibakteri hasil yang paling baik yaitu sampel A3 dengan nilai sebanyak 9 mm. Uji efektivitas pada sabun cair dilakukan dengan menggunakan metode De Garmo untuk mengetahui perlakuan terbaik pada pengujian yang tidak memiliki kriteria penilaian berdasarkan peraturan SNI. Kosentrasi ekstrak tembkau yang tepat dalam pembuatan sabun cair terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologis adalah formulasi A1 dengan penambahan ekstrak tembakau 5%. Hasil yang diperoleh yaitu viskositas sebesar 2498,1 cP, bobot jenis sebesar 1,0209 g/mL, waktu pembusaan 22,34 detik, stabilitas busa sebesar 180 ml/9 jam, pH 10,14, alkali bebas 0,0824%, kadar nikotin sebesar 128,69 mg/100 g, dan zona hambat bakteri sebesar 5,8 mm.