Simulasi Kestabilan Inti Peluruhan Zat Radioaktif Unsur Thorium-232 Dengan Pendekatan Energi Ikat Inti Model Tetes Cairan (the Liquid Drop Model)
Abstract
Materi yang ada di alam terdiri dari partikel yang tidak bisa dibagi lagi dan
sangatlah kecil disebut atom. Atom didalamnya terdapat inti atom terdiri dari proton
dan neutron. Pada inti atom yang bersifat radioaktif atau tidak stabil akan
mengalami proses perubahan spontan dengan memancarkan radiasi
elektromagnetik dan partikel, peristiwa tersebut disebut peluruhan. Unsur yang
mempunyai nomor massa lebih dari 83 merupakan unsur radioaktif. Beberapa unsur
radioaktif yang ada di alam merupakan anggota dari empat deret radioaktif, yaitu
deret uranium, thorium, aktinium, dan neptunium. Unsur radioaktif akan melakukan
peluruhan secara spontan dan menghasilkan energi ikat dan energi disintegrasi.
Penelitian sebelumnya hanya mengkaji tentang kestabilan inti dengan
menggunakan energi ikat ini dengan melihat massa inti saja, sehingga penelitian
tersebut kurang spesifik berhubung dalam suatu inti terdapat beberapa efek energi
seperti efek permukaan, efek volume, efek coulomb, efek asimetri dan efek
pasangan. Model yang sesuai untuk memprediksi kestabilan inti suatu unsur dengan
memperhatikan efek-efek yang terdapat dalam suatu inti tersebut yaitu dengan
model tetes cairan. Model tetes cairan mengibaratkan inti seperti suatu tetes cairan
yang mempunyai kerapatan konstan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kestabilan inti pada peluruhan zat
radioaktif deret thorium, menghitung energi ikat inti, energi ikat per nukleon, dan
energi didintegrasi dengan model tetes cairan. Penelitian ini dilakukan di
laboratorium fisika lanjut Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Jember pada semester ganjil tahun ajaran 2019 – 2020. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pemodelan. Langkah-langkah penelitian ini adalah (1) mempersiapkan
bahan-bahan yang dijadikan sebagi pendukung penelitian tentang simulasi kestabilan deret thorium, (2) mengumpulkan kajian teori terkait kestabilan inti dan
model tetes cairan yang dikemukaan oleh Von Wieszacker 1935 dalam buku
Williams (1991), (3) membuat coding dan mensimulasikannya dengan berbantuan
matlab 2013a, (4) memvalidasi hasil yang didapat, (5) menganalisis dan membahas
hasil penelitian, dan (6) menyimpulkan hasil penelitian.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada deret thorium dengan nuklida
induk 90𝑇ℎ
232 menjadi nuklida yang stabil 82𝑃𝑏 208 mengalami proses peluruhan
sebanyak 12 yaitu 7 peluruhan alfa (α) dan 6 peluruhan beta (β). Unsur induk 90𝑇ℎ
232
memiliki energi ikat inti yang terbesar yaitu 1769.9705 MeV dan energi ikat per
nukleon paling kecil yaitu 7.6292 MeV. Grafik energi ikat inti terhadap nomor
massa pada deret thorium menunjukkan penurunan secara linear sedangkan grafk
energi ikat per nukleon terhadap nomor massa pada deret thorium menunjukkan
kenaikan linear. Pada inti atom yang stabil yaitu 82𝑃𝑏 208 memiliki nilai energi ikat
inti terkecil sebesar 1624.721 MeV dan nilai energi ikat per nukleon lebih besar
dari inti atom deret thorium yaitu 7.8112 MeV. Semua unsur thorium memiliki hasil
energi disintegrasi (Q1) memenuhi syarat bahwa Q1>0
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode dalam menyelesaikan model matematika dalam menganalisa model penyebaran virus Avian Influenza. Model ini disajikan sebagai sistem non-linear persamaan diferensial biasa sehingga model sulit untuk diselesaikan secara analitik. Kita membutuhkan metode numerik untuk memecahkan masalah tersebut yaitu Metode Multistep Linier (MML) Implisit 13 untuk menganalisis model penyebaran virus Avian Influenza pada manusia. Kami menggunakan Metode Multistep Linier Implisit Order 13 karena metode ini adalah metode yang sangat akurat kita perbandingan menggunakan Metode Runge-Kutta orde 9. Menggunakan pemrograman MATLAB, kita menguji kedua metode untuk menganalisis akurasi dan hasilnya menunjukkan bahwa Metode Multistep Linier (MML) Implisit lebih efektif daripada Metode Runge-Kutta orde 9. Kesalahan dari Metode Multistep Linier (MML) Implisit 13 lebih efisien dibandingkan dengan Metode Runge-Kutta orde 9. Oleh karena itu, Metode Multistep Linier (MM:L) Implisit Order 13 ini lebih efektif untuk menganalisis model penyebaran virus Avian Influenza.
Rodyatul Aulia; Dafik; Susi Setiawani, Setiawani (UNEJ, 2014)Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode dalam menyelesaikan model matematika dalam menganalisa model penyebaran virus Avian Influenza. Model ini disajikan sebagai sistem non-linear persamaan ... -
Gambaran Kemudahan Penggunaan Format Pengkajian Model Pola Kesehatan Fungsional Gordon dan Model Adaptasi Roy di RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal (Amenity Description of Assessment Format Use The Gordon’s Functional Health Pattern Model And The Roy’s Adaptation Model in RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal)
Siswoyo; Rondhianto; Anisah Ardiana (2015-06-02)Researcher take the title with the background is the importance of applying treatment conceptual model as integral part from treatment process to increase nurse professionalism as self-supporting profession. Research target ... -
Analisis Komparasi Model Altman Modifikasi, Model Springate, Model Zmijewski dan Model Grover dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI
MARSITA, Dayinta Sasa (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2022-07-19)Financial distress adalah suatu kondisi pra-kebangkrutan dimana keuangan perusahaan dalam keadaan krisis, sehingga arus kas yang dimiliki tidak bisa memenuhi kewajibannya saat ini. Kondisi tersebut dapat dideteksi sedini ...