Pengaruh Jenis dan Jumlah Campuran Perekat Terhadap Sifat Fisik Briket Arang Sekam Padi
Abstract
Makhluk hidup sangat bergantung terhadap energi. Berdasarkan
ketersediaannya, sumber energi dapat dibagi menjadi 2 yaitu sumber energi tak
terbarukan dan sumber energi terbarukan. Sumber energi tak terbarukan
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarukan dan jumlahnya sangat
terbatas di bumi. Sedangkan sumber energi terbarukan merupakan sumber energi
yang dapat digunakan langsung secara bebas dan terus-menerus serta tak terbatas.
Biomassa merupakan jenis bahan bakar yang berasal dari bahan organik.
Biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti batu bara yaitu
briket. Briket arang adalah bahan bakar yang pengolahannya dapat berasal dari
limbah pertanian salah satunya yaitu sekam padi. Arang tersebut dihaluskan
terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai dengan kebutuhan dan menggunakan
campuran perekat agar mudah dibentuk. Tujuan pembuatan briket arang adalah
untuk menambah jangka waktu bakar dan untuk menghemat biaya. Pada
penelitian briket arang sekam padi yang dilakukan terdapat perbedaan dalam
pemberian variasi jumlah perekat yang diberikan. Perekat yang digunakan yaitu
tepung tapioka dan tepung sagu. Briket yang telah jadi akan di uji dan di analisa
menggunakan uji statistik ANOVA dua arah. Dari analisis tersebut akan didapat
adanya beda nyata atau tidak antara jenis dan campuran perekat. Sehingga dapat
diketahui ada atau tidak ada pengaruh antara dosis, perekat dan interaksi terhadap
kadar air, kadar abu, laju pembakaran, suhu pembakaran dan nilai kalor. Briket
yang memiliki nilai kadar air terkecil, kadar abu terkecil, laju pembakaran tinggi,
kalor tertinggi, dan suhu pembakaran yang tinggi merupakan briket yang baik
untuk digunakan.
Variabel perlakuan dalam pembuatan briket ini yaitu pada pemberian dosis
dan jenis perekat. Dosis perekat yang digunakan yaitu 10%, 15%, dan 20% dari
total jumlah komposisi briket arang sekam padi. Perbandingan dosis perekat dan
arang sekam padi yang digunakan antara lain 5 g : 45 g; 7,5 g : 42,5 g; 10 g : 40 g
dengan total berat briket sebanyak 50 g persampel. Air yang diberikan pada
masing-masing perekat sebanyak 50 ml. Dari hasil penelitian ini didapat variabel
pengamatan data kadar air Hasil pengukuran kadar air terkecil dihasilkan oleh
perekat tepung sagu kadar 15% dengan nilai sebesar 6,96%, suhu pembakaran
tertinggi dihasilkan oleh perekat tepung sagu kadar 10% dengan nilai sebesar 258,080C, laju pembakaran terkecil dihasilkan oleh perekat tepung tapioka kadar
15% dengan nilai sebesar 0,00504 g/s, nilai kalor terbesar dihasilkan oleh perekat
tepung sagu kadar 20% dengan nilai sebesar 5726,9 cal/g dan kadar abu terkecil
dihasilkan oleh perekat tepung tapioka kadar 10% dengan nilai sebesar 13,90%.
Komposisi briket terbaik terdapat pada briket dengan perekat tepung tapioka 15%