dc.description.abstract | Pada abad yang sangat modern seperti saat ini, banyak masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya khusunya kebutuhan akan air minum dengan mengkonsumsi air minum dalam kemasan. Pada kenyataannya, saat ini sudah banyak perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Industri Air Minum Dalam kemasan (AMDK) muncul sebagai industri minuman utama hampir di seluruh dunia. Indsutri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mengalami perkembangan yang semakin pesat yang disebabkan oleh konsumsi AMDK semakin meningkat setiap tahunnya dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat seiring dengan pola hidup masyarakat Indonesia yang semakin modern serta tingkat kebutuhan yang semakin kompleks yang menyebabkan masyarakat memilih sesuatu yang praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seiring dengan peningkatan permintaan konsumen tersebut, para produsen harus mengetahui jaminan mutu produk yang dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen akan air minum. Memastikan bahwa produk yang dihasilkan suatu perusahaan tersebut benar benar aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, hal tersebut merupakan cara yang ampuh untuk menarik minat dari masyarakat itu sendiri. Salah satu cara untuk menghasilkan suatu produk yang aman dan bermutu, perusahaan harus menerapkan suatu pedoman pengendalian kualitas yang telah ditetapkan, salah satu pedoman yang harus dilakukan guna menunjang kualitas produk yang dihasilkan dan juga menunjang keamanan dari konsumen yaitu penerapan Good Manufacturing Practice atau Cara pengolahan pangan olahan yang baik (CPPOB).
Berdasarkan kondisi saat ini mengenai penerapan Good Manufacturing Practice di CV sumber Tirta jaya banyuwangi, masih ditemui beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, maka dari itu, tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis penerapan Good Manufacturing Practice di CV. Sumber Tirta Jaya Banyuwangi dengan menilai penerapan Good Manufacturing Practice di CV. Sumber Tirta Jaya, mengetahui penyebab penyimpangan terkait penerapan Good Manufacturing Practice dan Merekomendasikan perbaikan terkait penerapan Good Manufacturing Practice di CV. Sumber Tirta Jaya Banyuwangi. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan acuan dari peraturan Kementerian Perindutrian Republik Indonesia No. 75 Tahun 2010 Mengenai Good Manufacturing Practice guna mengetahui penerapan Good Manufacturing Practice di CV. Sumber Tirta Jaya Banyuwangi, Metode Fishbone yang digunakan untuk mengidentifikasi dengan jelas penyebab terjadinya suatu permasalahan dan juga metode brainstorming yang bertujuan untuk merokemdasikan perbaikan dari suatu permasalahan mengenai penerapan Good Manufacturing Practice yang ada di CV. Sumber Tirta Jaya Banyuwangi.
Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan Good Manufacturing Practice di CV. Sumber Tirta Jaya Banyuwangi menurut peraturan Kementrian Perindustrian Republik Indonesia no.75 tahun 2010 menunjukkan total 31 sub aspek yang tidak sesuai dengan pedoman dari jumlah total sub aspek pemeriksaan yaitu 178 aspek. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, penyimpangan minor berjumlah 18 sub aspek, penyimpangan mayor berjumlah 4, sedangkan penyimpangan kritis berjumlah 9. Rekomendasi perbaikan dilakukan pada penyimpangan kritis yang menunjukkan bahwa penyimpangan kritis merupakan penyimpangan yag depat berpengaruh terhadap kontaminasi produk secara langsung. Oleh karena itu rekomendasi perbaikan yang diberikan antara lain melengkapi fasilitas toilet, memberikan pelatihan terkait GMP secara teratur kepada karyawan, membuat penjadwalan pembersihan mesin secara teratur, melengkapi prosedur tata tertib kerja (PROTAB), dan memperbaiki lantai yang rusak dan mengganti dengan bahan yang kuat sesuai standart yang ditetapkan. | en_US |