Show simple item record

dc.contributor.advisorBAGUS SURYANINGRAT, Ida
dc.contributor.advisorWIBOWO, Yuli
dc.contributor.authorMUKTI, Citra Teja
dc.date.accessioned2020-10-26T02:58:00Z
dc.date.available2020-10-26T02:58:00Z
dc.date.issued2020-04-01
dc.identifier.nim151710301054
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101291
dc.description.abstractMasalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan bahwa untuk tahun 2018 terdapat 147.000 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka ini mencakup 4.678 cacat dan 2.575 meninggal. Menurut ILO (2000), pertanian adalah salah satu pekerjaan yang paling penuh risiko di seluruh dunia. Di beberapa negara-negara tingkat kecelakaan kerja dalam pertanian adalah dua kali lipat dari rata-rata untuk semua industri lain. CV. Sumbersari sebagai salah satu industri pertanian tidak terlepas dari aktivitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan material serta waktu yang cukup besar. Hal tersebut memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan aspek K3, mengetahui tingkat risiko pada setiap bahaya dan cara pengendalian untuk mengatasi masalah K3. Penilaian risiko akan dilakukan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan risk matrix, dimana tingkat risiko didapatkan dari perkalian Kemungkinan dan Konsekuensi yang dicocokkan dengan tabel matrik. Matrik tersebut akan menunjukkan tingkat risiko sehingga dapat ditentukan cara pengendalian berdasarkan literatur dan kondisi di lokasi. Identifikasi bahaya yang dilakukan yaitu pada kegiatan produksi cocofiber yaitu penurunan bahan baku dan sortasi, penguraian, pengeringan dan pengepresan. Bahaya dengan tingkat risiko rendah adalah tergores, terperosok, mata kemasukan debu, terjatuh, terkena lemparan (pada unit penurunan bahan baku dan sortasi), debu terhirup ke dalam saluran pernapasan, terjatuh (pada unit penguraian), debu terhirup ke dalam saluran pernapasan, terjatuh, mata kemasukan debu (pada unit pengeringan), debu terhirup ke dalam saluran pernapasan, mata kemasukan debu, terjatuh (pada unit pengepresan). Bahaya dengan tingkat risiko sedang meliputi kebisingan (pada unit penurunan bahan baku dan sortasi), mata kemasukan debu (pada unit penguraian), terpapar panas matahari (pada unit pengeringan), tersetrum, terbentur, terjepit (pada unit pengepresan). Tingkat risiko yang terakhir yaitu risiko yang bersifat tinggi. Risiko ini harus direduksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Bahaya dengan risiko tinggi terdiri dari terjepit (pada unit penurunan bahan baku dan sortasi), tersetrum, kebisingan, terpotong (pada unit penguraian), dan terbakar (pada unit pengepresan).en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanian Universitas Jemberen_US
dc.subjectCOCOFIBERen_US
dc.titleAnalisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) pada Industri Cocofiber dengan Metode Hazard Identification and Risk Assessment (Hira) (Studi Kasus di CV. Sumbersari Ledokombo)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTeknologi Industri Pertanian
dc.identifier.kodeprodi1710301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record