Show simple item record

dc.contributor.advisorRusdianto, Andrew Setiawan
dc.contributor.advisorWiyono, Andi Eko
dc.contributor.authorFiana, Felly Halsa
dc.date.accessioned2020-10-26T00:43:29Z
dc.date.available2020-10-26T00:43:29Z
dc.date.issued2020-06-20
dc.identifier.nim161710301014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101267
dc.description.abstractAromaterapi merupakan terapi yang memanfaatkan uap dari minyak atsiri tanaman-tanaman tertentu. Minyak atsiri merupakan minyak yang dihasilkan dari bagian-bagian tanaman, seperti akar, kulit, batang, bunga, daun, dan biji yang memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi melalui cara penyulingan. Produksi tanaman sedap malam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sedangkan pemanfaatannya hanya digunakan sebagai bunga potong. Massage oil aromaterapi merupakan inovasi produk menggunakan bahan dari minyak atsiri yang tidak hanya digunakan sebagai relaksasi, tetapi juga memiliki manfaat sebagai antioksidan. Kandungan dari jeruk nipis yang memberikan adanya aktivitas antioksidan adalah alkaloid, fenol, saponin, tanin, steroid, dan flavonoid. Selain itu, minyak atsiri dari bunga sedap malam memiliki kandungan eugenol yang bermanfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tingkat konsentrasi minyak atsiri terhadap sifat fisik dan kesukaan konsumen serta mengetahui formulasi massage oil aromaterapi yang menghasilkan massage oil yang terbaik. Penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu perbedaan perbandingan minyak atsiri bunga sedap malam dengan minyak atsiri jeruk nipis. Percobaan dilakukan dengan 2 kali ulangan. Pengenceran yang biasa dilakukan adalah 1 ml minyak atsiri dalam 50 ml minyak pembawa. Perlakuannya adalah P1 (0,2 ml minyak atsiri sedap malam : 0,8 ml minyak atsiri jeruk nipis), P2 (0,4 ml minyak atsiri sedap malam : 0,6 ml minyak atsiri jeruk nipis), P3 (0,5 ml minyak atsiri sedap malam : 0,5 ml minyak atsiri jeruk nipis), P4 (0,6 ml minyak atsiri sedap malam : 0,4 ml minyak atsiri jeruk nipis), dan P5 (0,8 ml minyak atsiri sedap malam : 0,2 ml minyak atsiri jeruk nipis). Parameter yang diamati adalah pH, berat jenis, viskositas, indeks bias, warna, dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak atrisi jeruk nipis dan minyak atsiri sedap malam berbeda nyata terhadap viksositas, berat jenis, indeks bias, dan kecerahan warna massage oil aromaterapi. Pada parameter pH, warna kromatik merah dan hijau (a*) dan warna kromatik biru dan kuning (b*) hasil yang didapat tidak berbeda nyata. Pada uji kesukaan konsumen, penambahan minyak bunga sedap malam dan minyak atsiri jeruk nipis tidak menimbulkan perbedaan yang nyata atau konsumen cenderung suka dengan setiap formulasi massage oil aromaterapi dengan penambahan minyak atsiri bunga sedap malam dan minyak atsiri jeruk nipis. Dari data uji fisik dan uji hedonik menghasilkan formulasi massage oil aromaterapi yang terbaik yaitu perlakuan P1 dengan dengan penambahan minyak atsiri bunga sedap malam 0,2 ml dan minyak atsiri jeruk nipis sebanyak 0,8 ml. Massage oil aromaterapi dengan perlakuan P1 memiliki pH 6, viskositas 9,93 cP, berat jenis 0,92 g/ml, indeks bias 1,45, berwarna kuning, dan memiliki aktivitas antioksidan sebear 14,173%.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanian Universitas Jemberen_US
dc.subjectFormulasi Massage Oil Aromaterapien_US
dc.subjectMinyak Atsiri Bunga Sedap Malamen_US
dc.titleFormulasi Massage Oil Aromaterapi Dari Minyak Atsiri Bunga Sedap Malam (Polianthes Tuberosa) Dan Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTeknologi Hasil pertanian
dc.identifier.kodeprodi1710301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record