Analisis Pengaruh Bahan Perekat Terhadap Karakteristik Briket Berbahan Baku Bonggol Jagung Dan Batang Tembakau
Abstract
Energi merupakan aspek yang harus ada dalam seluruh kegiatan hidup
manusia. Penggunaan energi pada saat ini hanya terfokus pada energi fosil saja
yang berupa minyak bumi dan gas alam. Adanya penggunaan kedua energi
tersebut yang tidak dapat diperbaharui menyebabkan krisis kelangkaan energi.
Energi biomassa merupakan solusi tepat untuk mengatasi kelangkaan energi fosil.
Ketersediaan limbah biomassa melimpah apalagi negara Indonesia masih
memanfaatkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian masyarakatnya.
Bonggol jagung dan batang tembakau merupakan limbah biomassa yang paling
banyak dihasilkan dan kurang termanfaatkan. Limbah biomassa dapat digunakan
dalam keadaan utuh dan ada pula yang diubah bentuknya. Salah satu cara
mengubah bentuk limbah biomassa adalah dengan melakukan pengempaan
menjadi briket. Proses pembuatan briket dilakukan beberapa tahap yaitu
karbonisasi, menghaluskan arang, melakukan pengayakan dan mencampurkan
dengan perekat hingga pengempaan. Penelitian ini menggunakan bahan baku
bonggol jagung dan batang tembakau sebagai bahan utama pembuatan briket
dengan memanfaatkan tiga jenis perekat yaitu tepung tapioka, tepung sagu dan
molases.
Variabel perlakuan dalam pembuatan briket ini terletak pada penggunaan
jenis dan jumlah perekat. Jumlah pada masing-masing jenis perekat yang
digunakan yaitu 5 gram, 10 gram dan 15 gram yang dilarutkan dengan air
sebanyak 60 ml. Variabel pengamatan meliputi suhu pembakaran, kadar air, kadar
abu, laju pembakaran dan nilai kalor. Perbandingan bahan baku bonggol jagung
dan batang tembakau yang digunakan masing-masing memiliki berat 50 gram.
Analisa data menggunakan uji statistik anova dua arah dan apabila masih terdapat
berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil dari penelitian ini pada
semua variabel pengamatan didapatkan data suhu pembakaran tertinggi terdapat
pada briket jenis perekat tepung tapioka 15 gram, kadar air terendah terdapat pada
briket jenis perekat molases 5 gram, kadar abu terendah terdapat pada briket jenis
perekat tepung sagu 5 gram, laju pembakaran tertinggi terdapat pada briket jenis
perekat molases 5 gram dan nilai kalor tertinggi terdapat pada briket jenis perekat
tepung sagu 5 gram. Komposisi briket dengan perekat terbaik terdapat pada briket
jenis perekat tepung sagu 5 gram. Hal ini dibuktikan dengan nilai kalor yang
tinggi, kadar air cukup rendah dan kadar abu yang terendah