Karakteristik Pengeringan Umbi Talas (Colocasia esculenta L.) berdasarkan Keragaman Ukuran Bahan dan Daya Microwave
Abstract
Umbi Talas (Colocasia esculenta L.) merupakan jenis umbi-umbian yang
banyak ditemukan di semua daerah di Indonesia. Umbi talas pemanfaatannya
dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan seperti keripik. Umbi talas
memiliki kandungan kadar oksalat, sehingga dalam pengolahannya harus
dilakukan perendaman salah satunya menggunakan garam dapur sebanyak 10%.
Umbi talas memiliki kandungan air sebesar 67%. Hal ini menjadikan umbi talas
mengalami kerusakan setelah dipanen. Oleh karena itu, salah satu penanganan
yang tepat untuk mengurangi kerusakan dan memperpanjang masa simpan umbi
talas yaitu dengan cara pengeringan menggunakan oven microwave. Sebelum
dilakukan pengeringan, masing-masing ukuran umbi talas dilakukan pengukuran
densitas curah untuk mengetahui seberapa banyak massa bahan yang dapat
menempati volume suatu wadah. Tujuan penelitian ini adalah [1] menentukan
karakteristik laju pengeringan umbi talas pada berbagai keragaman ukuran bahan
dan kondisi daya oven microwave. [2] membandingkan karakteristik pengeringan
umbi talas menggunakan oven microwave dan oven konveksi. [3] menyusun
model pengeringan umbi talas untuk megestimasi perubahan kadar air umbi talas
selama pengeringan menggunakan oven microwave.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2019 dan
dilaksanakan di Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah umbi talas yang diperoleh di wilayah pasar Tanjung,
Jember.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan variabel berupa
ukuran bahan (347 kg/m3, 386 kg/m3, 415 kg/m3) dan daya oven microwave (400
W, 480 W, 740 W). Rancangan penelitian dipilih secara acak lengkap yang
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Data hasil pengukuran dianalisis dengan
vii
menggunakan metode grafis dan statistik. Analisis yang dilakukan meliputi
analisis laju pengeringan dan pemodelan menggunakan persamaan model Page
dan Newton.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar daya microwave yang
digunakan maka proses pengeringan umbi talas semakin cepat. Pengeringan umbi
talas pada berbagai keragaman ukuran dan daya microwave dapat menurunkan
kadar air antara, 64,87% – 11,44%bb pada densitas curah 347 kg/m3, 64,63% –
11,39%bb pada densitas curah 386 kg/m3, dan 66,69% – 11,22%bb pada densitas
curah 415 kg/m3. Laju pengeringan tertinggi pada densitas curah 347 kg/m3 terjadi
pada daya 740 W sebesar 76,50%bk/menit dan laju pengeringan terendah terjadi
pada daya 400 W yaitu sebesar 38,24%bk/menit. Pada densitas curah 386 kg/m3
nilai laju pengeringan tertinggi terjadi pada daya 740 W sebesar 68,03%bk/menit
dan laju pengeringan terendah terjadi pada daya 400 W yaitu sebesar
41,54%bk/menit. Densitas curah 415 kg/m3 laju pengeringan tertinggi terjadi pada
daya 740 W yaitu sebesar 59,50%bk/menit dan laju pengeringan terendah terjadi
pada daya 400 W dengan nilai sebesar 35,20%bk/menit. Berdasarkan hasil
analisis pemodelan, persamaan Page memiliki tingkat akurasi yang lebih baik
dibandingkan persamaan Newton dengan nilai R2 yang dihasilkan yaitu 0,99, nilai
RMSE yaitu 0,02%bk, dan nilai P yaitu 4,01%. Pengeringan menggunakan oven
microwave menghasilkan total perubahan warna (ΔE*) yang lebih besar
dibandingkan dengan pengeringan oven konveksi. Nilai rasio rehidrasi tertinggi
terjadi pada densitas curah 415 kg/m3 daya 740 W yaitu sebesar 4,56. Sedangkan
nilai rasio rehidrasi terendah pada densitas curah 347 kg/m3 daya 400 W yaitu
sebesar 3,60.