dc.description.abstract | Tape singkong merupakan salah satu olahan singkong yang sangat terkenal
karena proses pembuatannya berbeda dengan olahan singkong yang lain karena
melalui proses fermentasi. Proses pembuatan tape singkong secara umum meliputi
perebusan, peragian dan fermentasi. Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu
sentra produksi tape singkong di Indonesia. Bondowoso juga diberi julukan
sebagai kota tape karena tape yang dihasilkan berbeda dengan tape yang
diproduksi di tempat lain. Hal ini mendorong masyarakat yang ada di Kabupaten
Bondowoso terus mengembangkan usaha produksi tape dalam bentuk Usaha
Kecil Makro Menengah (UMKM). Tape yang dibutuhkan oleh konsumen harus
memiliki jumlah, harga, rasa, tepat waktu dan lokasi yang diinginkan. Beberapa
faktor inilah yang mendasari bahwa perlu adanya penerepan manajemen rantai
pasok (supply chain management) pada setiap UMKM tape singkong. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi struktur rantai pasok UMKM tape
singkong, menganalisis nilai tambah pada struktur rantai pasok tape singkong,
mengetahui kinerja rantai pasok dari UMKM tape singkong serta membuat
perencanaan model bisnis untuk UMKM tape singkong di Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu identifikasi struktur
rantai pasok UMKM menggunakan metode deskriptif, analisis nilai tambah
menggunakan metode hayami, kinerja rantai pasok menggunakan metode Supply
Chain Operations Reference (SCOR), perencaan model bisnis dengan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). Perencanaan model bisnis ini berupa suatu
srtategi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok UMKM tape singkong yang
kemudian digambarkan dalam peta strategi peningkatan kinerja rantai pasok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis aliran yang terdapat
dalam strutuk rantai pasok yaitu, aliran barang yang mengalir dari hilir ke hulu, aliran keungan yang mengalir dari hilir ke hulu dan aliran informasi yang
mengalir dari hilir ke hulu. Anggota pemeran rantai pasok dalam UMKM tape
singkong meliputi petani, agen, produsen, distributor, dan konsumen. Setiap
anggota rantai pasok memiliki peran masing-masing dimana petani berperan
untuk budidaya dan penjualan singkong. Agen berperan untuk melakukan
pembelian, sortasi, penjualan, dan distribusi. Produsen berperan untuk proses
produksi, sortasi, pengepakan, penjualan dan penyimpanan. Distributor berperan
untuk melakukan pembelian, penyimpanan dan penjualan. Serta konsumen yang
berperan untuk melakukan pembelian produk. Nilai tambah tertinggi terdapat
pada distributor tape singkong dengan nilai tambah sebesar Rp 3.166,667,- per
kilogram dengan rasio nilai tambah 21,1% dan nilai tambah terendah terdapat
pada agen C dengan nilai tambah sebesar Rp 1.100,- per kilogram dengan rasio
nilai tambah 27,%. Kinerja rantai pasok tertinggi terdapat pada UMKM B dengan
nilai total kinerja 92,83. Nilai ini menunjukkan bahwa pencapaian kinerja SCM
UMKM tergolong kategori exellent, sedangkan kinerja rantai pasok terendah pada
UMKM A dengan total nilai kinerja 89,19 yang menunjukkan bahwa pencapaian
kinerja SCM UMKM tergolong kategori good. Kinerja rantai pasok UMKM tape
singkong dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut: meningkatkan frekuensi
pertemuan dengan pelanggan, memberikan intensif harga kepada pemasok
singkong, melakukan pelatihan proses produksi, meningkatkan kapasitas produksi
dan jumlah persediaan produk jadi, serta membuka layanan konsumen. | en_US |