Analisis Pengaruh Tipe Heatsink Terhadap Kinerja Sistem Pendingin Portable Mini Refrigerator
Abstract
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menjaga dan memelihara dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Obat yang tidak
disimpan dengan baik akan mudah rusak, berkurang atau hilang khasiatnya, serta
yang paling menghawatirkan yaitu akan menjadi toksik atau racun bagi yang
menggunakannya. Menyimpan obat yang benar akan menjaga kualitas obat
tersebut. Contoh beberapa obat yang harus disimpan dalam lemari pendingin
adalah vaksin, suppositoria, anti-thetanus serum dan anti-bisa ular.
Untuk membantu program ramah lingkungan atau green energy, perlu
dibuat suatu portable mini refrigerator (mesin pendingin mini) yang
menggunakan sumber listrik arus searah (arus DC). Hal ini dapat diperoleh
dengan memanfaatkan sebuah modul thermoelectric dan heatsink yang
menggantikan peran kompresor sebagai mesin pemindah panas. Pendingin
thermoelectric atau pendingin Peltier merupakan pendingin yang ramah
lingkungan karena tidak memerlukan refrigerant seperti pendingin pada
umumnya. Prinsip utamanya adalah memindahkan panas dari satu sisi ke sisi lain
ketika dilewati arus searah. Hal ini membuka peluang bagi pemanfaatan energi
yang portable dengan menggunakan elemen thermoelectric.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan yang
dilakukan di laboratorium dengan menjadikan penelitian terdahulu sebagai
referensi untuk melakukan percobaan menggunakan elemen termoelektrik
(Peltier). Penelitian ini menggunakan 2 buah elemen termoelektrik (Peltier)
dengan variasi tipe heatsink panas dan variasi kecepatan udara yang mengalir.
Variasi tipe heatsink dilakukan dengan menempatkan heatsink di terminal panas elemen peltier pada waktu pendinginan 60 menit dengan interval 10 menit. Untuk
variasi kecepatan udara yang diberikan adalah 0,5 m/s; 1 m/s dan 1,5 m/s.
Sistem pendingin Thermoelectric Refrigerator (TER) memiliki kinerja
yang lebih baik jika menggunakan heatsink tipe extrude daripada menggunakan
heatsink tipe slot dan double-slot. Pada penelitian yang telah dilakukan, nilai COP
dengan variasi kecepatan fluida, tipe heatsink extrude selalu memiliki nilai yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan heatsink slot dan double-slot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan aliran
fluida yang digunakan maka suhu kotak pendingin semakin rendah. Suhu terendah
kotak pendingin menggunakan heatsink bertipe extrude, slot, dan double-slot pada
TEC kecepatan aliran fluida 0,5 m/s menghasilkan suhu terendah sebesar 20,73
oC, 21,50 oC, dan 21,50 oC .Sedangkan pada kecepatan aliran fluida 1,0 m/s
menghasilkan suhu terendah sebesar 19,40 oC, 21,00 oC, dan 21,30 oC dan pada
kecepatan aliran fluida 1,5 m/s adalah 18,65 oC, 18,70 oC, dan 19,40 oC. Dari
ketiga kecepatan tersebut menunjukkan pendinginan pada kecepatan aliran fluida
1,5 m/s menghasilkan suhu yang lebih rendah dari kecepatan aliran fluida 1,0 m/s
dan 0,5 m/s. Dimana mengindikasikan penurunan kecepatan aliran fluida dapat
menyebabkan meningkatnya suhu di dalam kotak pendingin. Begitu pula
sebaliknya, penambahan kecepatan aliran fluida dapat menyebabkan suhu di
dalam kotak pendingin turun.
Hasil penelitian menunjukkan masing – masing tipe heatsink memiliki
karakter efisiensi yang berbeda – beda. Pada perhitungan efisiensi dengan
mengabaikan daya kipas, dapat dilihat penggunaan heatsink extrude dan slot
memiliki efisiensi yang tinggi pada kecepatan aliran fluida sedang (middle) yaitu
1,0 m/s sebesar 6,70013 dan 5,73319. Penggunaan heatsink double-slot cenderung
mengalami penambahan efisiensi seiring penambahan kecepatan aliran fluida.
Sedangkan perhitungan efisiensi menggunakan keseluruhan daya kipas, dari
ketiga tipe heatsink rata – rata memiliki nilai efisiensi tertinggi pada kecepatan
aliran fluida sedang yaitu 1,0 m/s