Prediksi Laju Sedimentasi pada Sub DAS Baratan Kecil Kabupaten Jember Menggunakan Alat Rainfall Simulator
Abstract
Kerusakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) diakibatkan adanya faktor alam dan faktor manusia. Diantaranya yaitu bencana alam dan aktivitas manusia yang memanfaatkan SDA secara berlebihan. Kerusakan DAS yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur diantaranya tanah longsor dan banjir hujan deras dengan intensitas sedang hingga tinggi menyebabkan bencana tanah longsor melanda sejumlah lokasi di tiga kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur yaitu Kecamatan Arjasa, Patrang dan Jelbuk yang merupakan kawasan lereng Pegunungan Argopuro dan termasuk dalam wilayah DAS Bedadung (BPBD, 2018). Dampak lain dari bencana tersebut yaitu adanya sedimentasi pada beberapa sungai di daerah tersebut yang dapat menyebabkan masalah lain diantaranya berkurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya air dan sungai tersebut. Untuk itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui potensi erosi dan sedimentasi hulu, tengah dan hilir di suatu Sub DAS tersebut.
Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui besarnya laju erosi dan sedimentasi berdasarkan nilai kemiringan lereng dan intensitas hujan yang berpotensi menyebabkan sedimentasi pada Sub DAS Baratan Kecil Kabupaten Jember dengan menggunakan alat rainfall simulator. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil erodibilitas (K) tanah yang ada di lapang mulai dari hulu, tengah dan hilir secara berturut-turut adalah sebesar 0,29 gr/J, 0,58 gr/J dan 0,29 gr/J nilai tersebut dikategorikan sebagai tingkat erodibilitas sangat tinggi. Sedangkan, konversi kondisi lapang ke alat rainfall simulator, menghasilkan nilai kelerengan lahan 5o. Intensitas hujan yang menghasilkan sedimentasi tertinggi pada bagian hulu, tengah dan hilir sebesar 170,33 mm/520detik, tengah 180,16 mm/570detik dan hilir 140,86 mm/510detik. Dari kombinasi seluruh nilai-nilai di atas pada pengukuran dengan rainfall simulator diperoleh nilai erosi sebesar hulu 397,06 gr/m2, tengah 456,93 gr/m2 dan hilir 526,62 gr/m2. Sedimentasi di hulu 12550,74 mg/L, tengah 13114,07 mg/L dan hilir 13477,41 mg/L. Dari semua kombinasi faktor yang meyebabkan erosi dan sedimentasi tersebut, maka faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya erosi dan sedimentasi adalah erodibilitas tanah. Semakin kecil nilai bahan organiknya maka erosi dan sedimentasi yang terjadi akan semakin besar. Sehingga perlu dilakukan perbaikan kualitas tanah untuk menguatkan kandungan bahan organik bertujuan untuk mengurangi laju erosi dan sedimentasi.