dc.description.abstract | Permintaan akan rumput laut di dunia semakin tinggi didominasi oleh jenis
rumput laut E. Cottonii yang merupakan bahan baku untuk membuat produk
karagenan yang banyak digunakan dalam produk pangan, obat-obatan dan industri
lainnya. Bahan baku pembuatan karagenan murni atau Refined Carrageenan yaitu
ATC (Alkali Treated Cottonii) yang didapatkan dengan melakukan pengolahan
rumput laut menggunakan larutan alkali. Kualitas ATC dapat dipengaruhi oleh
jenis rumput laut yang digunakan, kondisi perairan dan beberapa faktor seperti
proses pembudidayaan, pemanenan dan penanganan pascapanen. Salah satu
daerah potensi untuk mengembangkan budidaya rumput laut di Jawa Timur
adalah wilayah pesisir Kabupaten Sumenep. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Kabupaten Sumenep tidak hanya menggunakan bibit lokal karena kualitasnya
menurun dan rentan terkena penyakit. Sehingga pemerintah Kabupaten Sumenep
memilih bibit non lokal dari Kabuaten Lampung yang memiliki standar yang baik
untuk tanaman rumput lautnya. Pembudidayaan bibit lokal dan non lokal yang
ditanam di peraiaran Kabupaten Sumenep ini merupakan langkah baru dan belum
diketahui bagaimana kualitas produk ATC yang dihasilkan. Sehingga tujuan
penelitian ini perlu dipelajari bagaimana pengaruh dari perbedaan jenis bibit dan
umur pemanenan terhadap kualitas ATC yang dihasilkan.
Pembuatan ATC dilakukan dengan mengkombinasikan perlakuan jenis
bibit rumput laut Lokal Sumenep dan Kultur Lampung dengan tingkat umur
panen 40 hari, 45 hari dan 50 hari. Rumput laut yang telah di panen dikeringkan
lalu dilakukan perebusan menggunakan Alkali jenis KOH dengan konsentrasi 8%
dan dipotong-potong lalu dikeringkan untuk dijadikan ATC chips. Pengamatan
ix
yang dilakukan pada ATC chips meliputi kadar abu, kadar air, kadar sulfat dan
kekuatan gel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis bibit dan umur
panen berpengaruh terhadap hasil ATC yang dihasilkan. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh perlakuan terbaik yaitu jenis bibit Lokal Sumenep dengan
umur panen rumput laut yaitu 40 hari setelah tanam dengan nilai kadar abu
13.27%, kadar air 13.79%, kadar sulfat 1.17% dan kekuatan gel sebesar 1,372.74
gf/cm2. | en_US |