Perancangan Sop (Standard Operating Procedure) Proses Produksi Tape Singkong di Industri Tape Kabupaten Bondowoso (Studi Kasus Umkm Tape 57 dan Umkm Tape 32)
Abstract
Tape merupakan suatu produk fermentasi dari bahan-bahan sumber pati
seperti ketela pohon dengan penambahan ragi didalam proses pembuatannya dan
menjadi produk pangan olahan tradisional Indonesia dengan tekstur lunak dan
sedikit berair. Makanan ini sangat popular di seluruh daerah di Indonesia. Salah
satunya terkenal sebagai makanan khas Kabupaten Bondowoso. Proses pembuatan
tape meliputi beberapa tahap. Tahap pertama singkong dikupas kulitnya dan
dibersihkan kulit arinya. Tahap selanjutnya singkong dipotong-potong dan direbus
sampai ½ matang, lalu didinginkan. Singkong yang telah direbus dibuburi dengan
ragi dan disimpan selama 48-60 jam. Saat ini, sebagian besar proses produksi tape
singkong belum memiliki SOP (Standart Operating Procedure sehingga proses
produksi hanya berdasarkan instruksi dari pemilik industry. SOP adalah pedoman
prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
(perusahaan) maupun industri dan digunakan untuk memastikan bahwa segala
aspek (keputusan, tindakan maupun penggunaan fasilitas) dilakukan secara efisien,
efektif, konsisten, standar dan sistematis. Selain itu, SOP juga berfungsi untuk
mendapatkan standarisasi mutu produk, serta untuk mengurangi produk cacat yang
dihasilkan dan menjadi pedoman karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tahapan proses produksi existing
dan expected, merancang SOP dan mengetahui perbedaan kualitas produk akhir
proses produksi Tape Singkong di Kabupaten Bondowoso. Metode yag digunakan
yaitu metode kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif. Parameter
penelitian meliputi pengujian kadar air, alkohol, pH dan organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan proses pemasakan
pra dan pasca penerapan SOP berpengaruh terhadap uji fisik dan kimia tape
singkong. Kadar air akan semakin tinggi seiring dengan lamanya proses
pemasakan, konsentrasi ragi yang diberikan, lamanya proses fermentasi dan
perbedaan merk ragi yang digunakan. Kandungan alkohol semakin tinggi seiring
dengan konsentrasi ragi yang ditambahkan. Hasil kandungan pH semakin tinggi
seiring dengan lamanya waktu fermentasi. Semakin lama proses fermentasi maka
pH tape singkong akan semakin menurun. Hasil uji organoleptik menunjukkan
bahwa panelis lebih menyukai tape singkong dengan rasa yang manis dan legit,
beraroma alkohol, kesat dan tekstur yang lunak.