dc.description.abstract | Permasalahan lingkungan didunia pada umumnya dan di Indonesia pada
khususnya adalah limbah plastik. Gaya hidup manusia yang kian praktis
mendorong semakin meningkatnya penggunaan plastik dalam berbagai sisi
kehidupan. Plastik juga sulit untuk terdegradasi secara alami, sehingga bila tidak
ditangani dengan baik dapat mencemari lingkungan. Solusi dari permasalahan
tersebut yaitu mengganti bahan dasar pembuatan plastik konvensional menjadi
bahan yang mudah terdegradasi oleh lingkungan yaitu plastik biodegradable.
Kelebihan plastik biodegradable yaitu tidak mencemari lingkungan karena mudah
diuraikan oleh mikroorganisme serta bahan baku pembuatan yang dapat
diperbarui. Bahan dasar pembuatan plastik biodegradable adalah polisakarida
berupa pati yang tergelatinisasi dan dapat menggantikan polimer plastik
komersial. Salah satu sumber pati didapat dari singkong yang dikenal sebagai
tapioka. Selain menggunakan pati singkong juga ditambahkan ampas tebu.
Ampas tebu merupakan salah satu limbah sisa dari pabrik tebu yang keadaannya
belum dimanfaatkan secara maksimal. Kandungan ampas tebu kering 10% dari
tebu yang sudah digiling terdiri atas kadar selulosa atau glucan 52,7%,
hemiselulosa atau xilan 20,0%, dan lignin 24,2%. Kandungan selulosa yang tinggi
pada limbah ampas tebu ini dapat memperbaiki sifat-sifat plastik biodegradable
yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
variasi ampas tebu dan gliserol terhadap uji sifat fisik, mekanik dan biodegradasi.
Penelitian ini dirancangan menggunakan lingkungan rancangan acak lengkap
dengan 2 faktor. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan dua kali
pengulangan pengamatan. Parameter yang diamati meliputi tingkat kecerahan
warna, daya serap air, sifat mekanik dan biodegradasi. Penentuan perlakuan
terbaik menggunakan uji indeks efektivitas. | en_US |