EFEKTIVITAS PENGOLAHAN TANAH TANAMAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN KALITELEPAK BANYUWANGI
Author
FIRMANYAH, Amry Teguh
Metadata
Show full item recordAbstract
PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalitelepak Banyuwangi merupakan
salah satu perkebunan yang berada di Kecamatan Glenmore Kabupaten
Banyuwangi dengan total luas lahan kebun sebesar 1.765,64 Ha. Sehubungan
dengan adanya pembangunan pabrik gula di Kebun Kalirejo Glenmore, maka
sebagian tanaman kakao di kebun Kalitelepak dikonversi menjadi tanaman tebu.
Berdasarkan kalkulasi tahun 2015, tanaman tebu yang diproses di PG Glenmore
terhitung lebih menguntungkan. Berbagai penggunaan alat pengolahan tanah
seperti bajak singkal, bajak piringan, garu piringan dan bajak pemalir mempunyai
perbedaan dari segi kedalaman pengolahan tanah, porositas tanah dan kinerja
pengolahan tanah. Oleh sebab itu, diperlukan pengkajian tentang dampak berbagai
variasi dan kombinasi penggunaan alat bajak terhadap kedalaman, porositas tanah,
kinerja pengolahan tanah dan pertumbuhan akar tanaman tebu. Data yang
diperoleh dapat digunakan sebagai rujukan pada proses pengolahan tanah agar
mendapatkan pola yang sesuai untuk tanaman tebu di Kebun Kalitelepak. Alat dan
bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Traktor John Deere Seri 6100,
Bajak singkal (Moldboard plow), Bajak piringan (Offset disk plow), Garu piringan
(Offset harrow disk plow), Bajak pemalir (Middlebreaker plow), Pisau, Ring
Sample, Rol meter, Cangkul, Bahan bakar solar. Variabel yang diukur pada
penelitian ini adalah kedalaman pengolahan tanah, porositas tanah, kadar air
tanah, kinerja pengolahan tanah dan analisis pertumbuhan akar tanaman tebu.
Pengaruh kadar air tanah mempengaruhi tingkat keremahan hasil pengolahan
tanah. Kadar air tanah dibawah 0,25 cm3 dapat mengakibatkan tanah menjadi
keras, sehingga tingkat porositas dibawah 40%. Pengolahan tanah dikadar air
lebih dari 0,6 cm3 dapat mengakibatkan tanah menjadi lengket pada mata bajak,
sehingga mengganggu proses pengolahan tanah dan menurunkan nilai porositas
tanah. Seluruh perlakuan pengolahan tanah ketiga (akhir pengolahan tanah)
menghasilkan kedalaman pengolahan tanah yang serupa sedalam 55 cm.
Perlakuan dua menghasilkan porositas tanah lebih tinggi sebesar 51,69% pada
pengolahan tanah ketiga (pengolahan tanah akhir). Perlakuan dua terefektif dari
segi hasil pertumbuhan akar tunas yang lebih banyak dan mampu bekerja pada
kadar air tanah yang basah sampai 0,5 cm3. Kedalaman olah tanah 55 cm dan
porositas tanah 51,69% di perlakuan dua menghasilkan volume tanah remah yang
banyak sehingga mampu menghasilkan jumlah akar terbanyak sampai 138 akar
tunas.