dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Produksi kopi
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, Ditjenbun mencatat
produksi kopi Indonesia mencapai 709.000 ton/tahun dengan limbah kulit
mencapai 45%. Limbah kulit kopi berpotensi sebagai sumber Polisakarida Larut
Air (PLA) terutama pektin. Pektin biasa diektrak menggunakan asam pada suhu
tertentu. Penggunaan asam menyebabkan tingginya biaya produksi pektin. Pektin
juga dapat larut dalam air pada suhu tertentu. Suhu ekstraksi mempengaruhi
karakteristik bubuk PLA yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui karakteristik bubuk PLA kulit kopi yang diekstraksi menggunakan
aquades pada suhu yang €berbeda.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan
penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan cara
pengolahan kopi yang akan digunakan. Kulit kopi hasil pengolahan secara basah
dan kering diekstraksi menggunakan suhu 600C kemudian dikeringkan dan
dihitung rendemen. Untuk selanjutnya, rendemen tertinggi yaitu kulit kopi hasil
pengolahan secara kering akan digunakan pada penelitian utama.
Penelitian utama mengetahui karakteristik bubuk PLA kulit kopi robusta
yang diekstraksi menggunakan aquades pada suhu berbeda. Kulit buah kopi
robusta kering terlebih dahulu dihaluskan kemudian diayak menggunakan ayakan
70 mesh untuk memperoleh ukuran yang homogen. Sebelum diekstraksi bahan
dicampur dengan aquades dengan perbandingan 1:6 kemudian diaduk hingga
larut. Ekstraksi berlangsung dalam shaker waterbath selama 3 jam dengan variasi
suhu 60ºC, 70ºC, 80 ºC, dan 90 ºC kemudian disaring menggunakan kain saring.
Filtrat yang diperoleh disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit,
endapan dan supernatan kemudian dipisahkan. Supernatan dievaporasi
menggunakan rotary evaporator hingga mengental (tersisa ± 1/3 hingga 1/4
bagian), selanjutnya dipresipitasi menggunakan etanol 97% dengan rasio antara
etanol dan supernatan (3:1). Presipitasi dilakukan pada suhu kulkas selama 1 hari
kemudian hasil presepitasi disentrifuse kembali dengan kecepatan 4000 rpm
selama 20 menit sehingga PLA terpisah dari etanol dan aquades. Setelah itu PLA
basah dikeringkan menggunakan freez dryer hingga PLA kering.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
faktor tunggal yaitu suhu ekstraksi yang terdiri atas 4 level yaitu suhu 60, 70, 80
dan 900C, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data hasil penelitian diolah
menggunakan metode deskriptif. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam
bentuk tabulasi dan gambar diagram untuk melihat kecenderungan atau tren
terhadap perlakuan parameter yang diamati. Parameter yang diamati dalam
penelitian ini yaitu rendemen, warna, daya serap uap air, kadar abu, kadar gula,
kadar protein, kadar pektin, WHC, turbiditas dan viskositas berdasarkan suhu dan
Ph.
Peningkatan suhu ekstraksi PLA kulit kopi cenderung dapat meningkatkan
rendemen bubuk PLA, kecerahan, dan pektin serta cenderung menurunkan kadar
senyawa pengikut berupa kadar abu, kadar gula (glukosa) dan kadar protein. PLA
kulit kopi robusta yang diekstrak menggunakan suhu 600C memiliki rendemen
sebesar 7,01% dengan sifat fisik, kimia dan fungsional teknis yang lebih tinggi
daripada perlakuan lain pada WHC sebesar 371,94%. Bubuk PLA kulit kopi
robusta yang diekstrak menggunakan suhu 700C memiliki rendemen sebesar
9,41% dengan sifat fisik, kimia dan fumgsional teknis yang lebih baik daripada
perlakuan lain pada daya serap uap air sebesar 3,73%. Bubuk PLA kulit kopi
robusta hasil ekstraksi menggunakan suhu 900C memiliki sifat fisik, kimia dan
fungsional teknis yang lebih baik daripada perlakuan lain pada rendemen 11,4%,
warna 61,25 kadar abu 11,85%, kadar gula 17,36%, kadar protein 14,46%, kadar
pektin 52,80%, viskositas berdasarkan pengaruh suhu 1.4-1.9mp, viskositas
berdasarkan pengaruh pH 1,9-2,4 mp, dan turbiditas 5,6-10 | en_US |