dc.description.abstract | Penerapan lubang biopori pada perkebunan kopi merupakan suatu teknik
konservasi tanah dan air. Lubang biopori pada lahan kopi memanfaatkan daun
kopi sebagai bahan organik. Pembuatan lubang biopori pada lahan kopi berfungsi
untuk meningkatkan resapan air tanah, memperbaiki ekosistem tanah dan
mengurangi aliran permukaan (run off).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola Rancangan Acak
Kelompok (RAK) secara faktorial yang terdiri atas 3 faktor, yaitu faktor A
(ketinggian bahan organik) terdiri atas 3 taraf faktor (A1=30 cm; A2=40 cm; A3=
50 cm), faktor B (Jenis bahan organik) terdiri atas 3 taraf faktor (B1=daun jatuh;
B2=daun kering; B3= humus daun) dan faktor C (waktu) terdiri atas 3 taraf faktor
(C1=7 hari; C2=14 hari; C3= 21 hari). Kemudian tiap faktor dikombinasikan dan
diulang sebanyak 3 kali. Uji faktorial yang digunakan adalah Analisis Sidik
Ragam dilanjut dengan Uji Duncan pada taraf 5%.
Faktor A (ketinggian bahan organik), faktor B (jenis bahan organik) dan
faktor C (waktu pengamatan) berpengaruh terhadap laju resapan. Untuk
mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada faktor A terdapat pada A3 (50
cm) dengan resapan sebesar 209 cm/menit, faktor B pada B3 (humus daun)
sebesar 184 cm/menit dan faktor C pada C3 (21 hari) sebesar 201 cm/menit, hal
ini dikarenakan adanya perbedaan fisik dan ketinggian bahan organik yang
dimasukkan ke dalam lubang biopori. Interaksi AB (tinggi terhadap jenis bahan
organik) dam AC (tinggi terhadap waktu pengamatan) tidak berpengaruh terhadap
resapan. Pada interaksi BC ( jenis bahan organik terhadap waktu pengamatan)
berbeda nyata artinya mempunyai pengaruh kecil terhadap resapan. Untuk
mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada faktor BC terdapat pada
interaksi B3C3 (humus terhadap waktu 21 hari) dengan resapan sebesar 235
cm/menit. Hal ini dikarenakan humus mempunyai tekstur yang gembur, sehingga
memperoleh resapan air yang paling tinggi. | en_US |