• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

    Thumbnail
    View/Open
    Qomariatul Badriyah - 090210302017_1.pdf (522.3Kb)
    Date
    2014-03-27
    Author
    QOMARIATUL BADRIYAH
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tanggal 17 Agustus 1945, diresmikannya sebagai kemerdekaan Indonesia secara de facto bukanlah jaminan terbebasnya rakyat Indonesia dari kaum penjajah. Keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia menambah sejarah panjang perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Pemerintah kemudian merumuskan taktik perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia inilah kemudian muncul dua tokoh kontroversial yang berbeda dan saling bertentangan, yakni Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Sjahrir menginginkan kemerdekaan Indonesia direbut secara halus melalui perundingan-perundingan dengan Belanda. Meskipun harus menyepakati isi perjanjian dengan resiko lebih menguntungkan Belanda. Tan Malaka memiliki prespektif lain tentang mempertahankan kemerdekaan. Menurut Tan Malaka, kemerdekaan Indonesia haruslah 100%, tanpa melakukan perundingan dengan Belanda. Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan dan teori konflik Weberian. Kemudian dilatarbelakangi oleh dua faktor pendorong yaitu: (1) Faktor lingkungan sosial Tan Malaka dan Sjahrir; (2) Faktor Ideologi. Kedua faktor tersebut kemudian berkembang dan terus bertentangan. Sjahrir percaya dengan menunjukkan kematangan berfikir sebagai negara yang berhak merdeka melalui perundingan, lambat laun Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan seutuhnya. Namun untuk merealisasikan semua ini memanglah tidak mudah, perlu taktik serta pemikiran yang cermat untuk berunding dengan Belanda. Tan Malaka juga tak kalah menarik dimata kaum politik, pidaton Tan Malaka pertama kali yang kemudian dirumuskan dalam Minimum Program serta Persatuan Perjuangan sebagai wadah membuktikan bahwa Tan Malaka adalah tokoh yang mempunyai peranan penting. Sjahrir dan Tan Malaka kemudian menjadi babak baru konflik internal didalam perjalanan karir politik mereka banyak terdapat fitnah.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56430
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [13114]

    UPT-Teknologi Informasi dan Komunikasi copyright © 2021  Perpustakaan Universitas Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    Repository Universitas Jember
    Repository Institut Pertanian Bogor
    Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPT-Teknologi Informasi dan Komunikasi copyright © 2021  Perpustakaan Universitas Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    Repository Universitas Jember
    Repository Institut Pertanian Bogor
    Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta