Show simple item record

dc.contributor.authorQOMARIATUL BADRIYAH
dc.date.accessioned2014-03-27T01:28:42Z
dc.date.available2014-03-27T01:28:42Z
dc.date.issued2014-03-27
dc.identifier.nimNIM090210302017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56430
dc.description.abstractTanggal 17 Agustus 1945, diresmikannya sebagai kemerdekaan Indonesia secara de facto bukanlah jaminan terbebasnya rakyat Indonesia dari kaum penjajah. Keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia menambah sejarah panjang perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Pemerintah kemudian merumuskan taktik perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia inilah kemudian muncul dua tokoh kontroversial yang berbeda dan saling bertentangan, yakni Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Sjahrir menginginkan kemerdekaan Indonesia direbut secara halus melalui perundingan-perundingan dengan Belanda. Meskipun harus menyepakati isi perjanjian dengan resiko lebih menguntungkan Belanda. Tan Malaka memiliki prespektif lain tentang mempertahankan kemerdekaan. Menurut Tan Malaka, kemerdekaan Indonesia haruslah 100%, tanpa melakukan perundingan dengan Belanda. Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan dan teori konflik Weberian. Kemudian dilatarbelakangi oleh dua faktor pendorong yaitu: (1) Faktor lingkungan sosial Tan Malaka dan Sjahrir; (2) Faktor Ideologi. Kedua faktor tersebut kemudian berkembang dan terus bertentangan. Sjahrir percaya dengan menunjukkan kematangan berfikir sebagai negara yang berhak merdeka melalui perundingan, lambat laun Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan seutuhnya. Namun untuk merealisasikan semua ini memanglah tidak mudah, perlu taktik serta pemikiran yang cermat untuk berunding dengan Belanda. Tan Malaka juga tak kalah menarik dimata kaum politik, pidaton Tan Malaka pertama kali yang kemudian dirumuskan dalam Minimum Program serta Persatuan Perjuangan sebagai wadah membuktikan bahwa Tan Malaka adalah tokoh yang mempunyai peranan penting. Sjahrir dan Tan Malaka kemudian menjadi babak baru konflik internal didalam perjalanan karir politik mereka banyak terdapat fitnah.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090210302017;
dc.subjectSutan Sjahrir dan Tan Malaka, Kemerdekaan Indonesiaen_US
dc.titlePERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record