dc.contributor.author | Rr. Rizki Yana Yanuar | |
dc.date.accessioned | 2013-12-24T07:46:47Z | |
dc.date.available | 2013-12-24T07:46:47Z | |
dc.date.issued | 2013-12-24 | |
dc.identifier.nim | NIM080910301055 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12595 | |
dc.description.abstract | Pada dasarnya hampir semua masyarakat hidup didalam struktur keluarga,
terbentuknya suatu masyarakat tidak lepas dari peran keluarga. Keluarga pada
dasarnya tergabung didalam suatu kesatuan sosial yang ada didalam masyarakat, di
dalam anggota keluarga masing-masing memiliki tugas dan fungsi peranan yang
harus dijalankan. Di dalam semua masyarakat, hampir semua orang hidup di dalam
sebuah jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan peran.
Permasalahan dalam keluarga bisa timbul diseputar perubahan keadaan dalam suatu
siklus rangkaian kehidupan keluarga. Perubahan dapat terjadi dari siklus kehidupan
seperti kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian. Apabila dalam suatu
keluarga, peran dari salah satu keluarga hilang maka dalam keluarga terjadi
perubahan pada peran. Putusnya perkawinan karena kematian adalah putusnya
perkawinan yang disebabkan meninggalnya salah satu pihak yaitu suami atau istri.
Dalam hal ini keluarga yang ditinggal oleh salah satu orang tua seperti suami yang
ditinggal istri akibat meninggal dunia, dan dengan secara tidak langsung suami
tersebut berperan menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya. Di dalam sebuah
keluarga yang mempunyai keluarga dengan orang tua tunggal, dimana suami yang
menjadi orang tua tunggal akan terdapat semacam kekuatiran dan kesulitan didalam
mengatur kehidupan rumah tangganya, sang suami harus bisa mengatur rumah
tangga, mengasuh dan mendidik anaknya, dimana sang suami juga harus bekerja.
Sang suami harus berperan menjadi ayah sekaligus ibu di dalam keluarganya.
Fenomena yang terjadi pada masyarakat Desa Mangaran Kecamatan Ajung cukup
unik, dikarenakan suami yang menyandang status duda akibat ditinggal istri
meninggal dunia, harus menjalankan peran istrinya. Oleh karena itu suami harus bisamenjalankan dua peran, yaitu peran sebagai ayah sekaligus peran sebagai ibu yang
harus dijalankan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan dan
menganalisa secara mendalam mengenai peran duda dalam memenuhi kebutuhan
keluarga. Penelitian ini berlokasi di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebagai penentuan
informan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis informan yaitu
informan pokok dan informan tambahan yang digunakan sebagai pengecekan ulang
keabsahan data yang telah didapat dari informan pokok. Sedangkan metode yang
dipakai pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpul data dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data yang akurat. Proses menganalisa
data penulis menggunakan beberapa tahapan dalam penelitian kualitatif dengan
mengumpulkan data yang tersedia lalu dirangkum menjadi lebih sederhana kemudian
disimpulkan sementara berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan lalu data-data
tersebut diperiksa dengan menggunakan triangulasi agar mendapatkan kesimpulan
yang valid.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tentang peran duda dalam memenuhi
kebutuhan keluarga yaitu 1)bermain; 5)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa informan yang berstatus sebagai duda
berusaha dan mampu untuk menggantikan peran isteri walaupun terkadang didalam
beberapa peran mereka tidak sanggup melakukannya sendiri dan harus meminta
bantuan kepada saudara dekatnya | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 080910301055; | |
dc.subject | Kebutuhan Keluarga | en_US |
dc.title | Latar Belakang. Tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia walaupun UU No.23 Tahun 2004 tentang undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga telah disahkan. Tingginya kasus kekerasan yang terjadi dan di Jawa Timur Situbondo menduduki urutan ketiga kasus terbesar pada tahun 2009 sebanyak 119 kasus. Data yang terdapat di pusat pelayanan terpadu dimana kasus kekerasan yang terjadi pada anak tiap tahun mengalami peningkatan. Sebagian masyarakat melakukan sistem reward dan punishment terhadap anak-anak mereka, praktek penurunan kekerasan antar generasi menjadi pilihan bagi orang tua yang dulu pernah mengalami sehingga bentuk-bentuk kekerasan yang terlapor beragam dari kekerasan fisik, psikis, seksual dan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Jenis penelitian deskriptif. Arah penelitian ini mengenai bentuk-bentuk dan dampak kekerasan anak dalam rumah tangga. Metode analisa yang digunakan berdasarkan triangulasi sumber dan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama, penulis mengetahui bentuk- bentuk kekerasan yang terjadi terhadap anak dalam rumah tangga, kekerasan fisik, kekerasan psikis maupun kekerasan anak secara sosial. Kedua, dampak kekerasan yang dialami anak berupa luka, memar, benjolan, rasa malu bertemu orang lain, mengasingkan diri dari lingkungan keluarga, dan renggannya hubungan antara pelaku kekerasan dengan anak yang menjadi korban kekerasan. | en_US |
dc.type | Other | en_US |