Analisis Kualitas Biopellet Limbah Kulit Durian dengan Proses Fermentasi dan Variasi Waktu Torefaksi
Abstract
Masyarakat Indonesia hanya memanfaatkan daging durian sedangkan
kulitnya dibuang begitu saja sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah
satu upaya untuk menangani limbah kulit durian yaitu menggunakan kulit durian
sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Biopellet memiliki keunggulan antara
lain bahan baku yang jumlahnya cukup melimpah, proses pembuatannya cukup
mudah, dan biaya produksi lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
Proses pembuatan biopellet diawali dengan pencampuran bahan baku
dengan bahan perekat. Bahan perekat memiliki peran penting untuk memberikan
daya rekat pada biopellet sebagai bahan bakar padat. Bahan perekat yang digunakan
berupa tepung maizena dengan komposisi 10% dari bahan utama. Pembuatan
perekat tepung maizena yaitu tepung maizena dicampur dengan air dengan
perbandingan 1 L air : 100 gram tepung maizena. Perlakuan kulit durian yang
dilakukan yaitu kulit durian fermentasi dan kulit durian non fermentasi, untuk
variasi torefaksi yaitu torefaksi dilakukan pada suhu 290oC dengan perlakuan
variasi waktu 15, 20, dan 25 menit.
Pembuatan biopellet menggunakan proses fermentasi dan torefaksi dapat
menghasilkan nilai kadar air lebih rendah sehingga akan menghasikan nilai kalor
yang lebih tinggi. Analisis data hasil penelitian menggunakan anova dua arah
dengan tiga kali pengulangan pada masing-masing perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi kulit durian dan variasi waktu torefaksi
memengaruhi karakteristik biopellet kulit durian yang dihasilkan. Suhu
pembakaran tertinggi biopellet kulit durian terdapat pada perlakuan kulit durian
fermentasi dengan variasi waktu torefaksi 25 menit yaitu sebesar 184,421 oC. Nilai
kadar air terendah biopellet kulit durian terdapat pada perlakuan kulit durian
fermentasi dengan variasi waktu torefaksi selama 25 menit yaitu menghasilkan nilai
rata-rata 7,181 %. Nilai kadar abu terendah biopellet kulit durian terdapat pada
perlakuan kulit durian non fermentasi dengan variasi waktu torefaksi selama 15
menit yaitu menghasilkan nilai rata-rata 1,861 %. Nilai kalor tertinggi biopellet
kulit durian terdapat pada perlakuan kulit durian fermentasi dengan variasi waktu
torefaksi selama 25 menit yaitu sebesar 5512,196 kal/g. Nilai laju pembakaran
tertinggi biopellet kulit durian terdapat pada perlakuan kulit durian non fermentasi
dengan variasi waktu torefaksi 25 menit yaitu menghasilkan nilai rata-rata 0,322
g/menit.
Hasil yang diharapkan setelah penelitian dilaksanakan antara lain diperoleh
biopellet kulit durian dengan proses fermentasi dan variasi waktu torefaksi dengan
komposisi terbaik sebagai bahan bakar yang efisien. Komposisi biopellet kulit
durian terbaik hasil uji scoring yaitu komposisi biopellet kulit durian dengan
perlakuan fermentasi dan variasi waktu torefaksi selama 25 menit, hal ini diketahui
dari hasil analisis parameter kadar air dan nilai kalor yang dihasilkan telah
memenuhi nilai standar SNI 8021:2014 serta nilai suhu pembakaran dan laju
pembakaran yang tinggi.