Pengaruh Model Design-Based Learning Terhadap Computational Thinking Skill Siswa SMP pada Pembelajaran IPA
Abstract
Computational Thinking Skill merupakan salah satu keterampilan abad 21
yang didefinisikan sebagai proses berpikir yang berfungsi untuk memecahkan suatu
masalah yang kompleks dengan cara yang sederhana. Computational Thinking
merupakan bagian dari keterampilan kognitif seseorang yang terdiri dari proses
mengidentifikasi pola, memecah masalah yang kompleks menjadi langkah-langkah
yang lebih sederhana, dan menciptakan serangkaian peluang untuk membangun
solusi, kemudian membuat representasi data dengan menggunakan simulasi.
Namun, computational thinking masih sedikit diintegrasikan di Indonesia,
khususnya pada pembelajaran IPA SMP, padahal penerapan computational
thinking sesuai dengan tuntutan kurikulum yang bertujuan untuk memperkuat
kemampuan sains dan matematika siswa dimana pembuatan soal didesain mirip
dengan tes PISA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model
design-based learning terhadap kemampuan computational thinking skill dan
menguji peningkatan computational thinking skill pada pembelajaran IPA
menggunakan design-based learning. Model pembelajaran berbasis desain atau
yang biasa dikenal dengan design-based learning merupakan solusi atas rendahnya
computational thinking peserta didik karena membantu peserta didik berpikir pada
tingkat yang lebih tinggi dan membantu diri mereka untuk lebih fokus dalam
pembelajaran dengan menyajikan permasalahan dunia nyata kepada peserta didik
yang mendorong peserta didik untuk merancang penyelesaian masalah.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Ajung. Waktu dilaksanakannya
penelitian yaitu pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Populasi penelitian
adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ajung tahun ajaran
2023/2024 dengan sampel terdiri dari dua kelas VIII yang ditentukan dengan
menggunakan teknik random sampling. Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis quasi eksperimental design. Desain penelitian
yang digunakan dalam adalah nonequivalent control group design. Pengumpulan
data penelitian utama berupa tes yaitu pre-test dan post-test untuk mengukur CTS
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes berisi 5 butir soal uraian CTS materi
cahaya dan alat optik yang setiap butirnya mencakup satu aspek CTS. Data
penelitian pendukung yang digunakan yaitu wawancara, observasi, serta
dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai uji prasyarat dan Independent Sample T-test.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa CTS kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Diketahui rerata pre-test kelas kontrol sebesar 11,87 dan
post-test kelas kontrol sebesar 55,74. Sementara itu, nilai rata-rata pre-test kelas
eksperimen sebesar 12,13 dan post-test kelas eksperimen sebesar 68,91. Terdapat
peningkatan CTS kelas eksperimen dari awalnya kriteria sangat rendah menjadi
kriteria baik. Sedangkan hasil nilai pre-test dan post-test kelas kontrol menunjukkan
adanya sedikit peningkatan CTS peserta didik dari awalnya kriteria sangat rendah
menjadi kriteria cukup. Data nilai pretest dan posttest peserta didik selanjutnya
dilakukan uji normalitas memperoleh nilai signifikansi > 0,05 yang menunjukkan
data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas memperoleh nilai
signifikansi > 0,05 yang menunjukkan data bersifat homogen. Data selanjutnya
dianalisis dengan Independent sample t-test dan uji t-pihak kanan. Berdasarkan
tabel hasil Independent sample t-test diperoleh nilai Sig.(2 tailed) 0,002 < 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji
t-pihak kanan terhadap CTS siswa diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3,216 >
1,680) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan perbandingannya
terjadi nilai rata-rata yang lebih baik pada kelas eksperimen terhadap kelas kontrol.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran design-based learning berpengaruh secara signifikan terhadap
computational thinking skill siswa SMP pada pembelajaran IPA