Pengaruh Variasi Kombinasi Konsentrasi Triptofan dan Lisin dalam Pakan Komersial Terhadap Tingkat Kanibalisme dan Pertumbuhan Lobster Air Tawar (Cherax Quadricarinatus Von Martens) Serta Pemanfaatannya Sebagai E-Booklet
Abstract
Budidaya lobster air tawar berkembang karena permintaan pasar tinggi akan
tetapi sifat kanibalisme menjadi kendala dalam budidaya. Sifat kanibalisme
disebabkan oleh beberapa faktor yakni, karena adanya aktivitas hormonal dari
organisme, tebar padat, dan faktor ketersediaan pakan (kualitas dan kuantitas).
Kualitas protein pakan terutama ditentukan oleh asam amino esensialnya. Semakin
rendah kandungan asam amino esensial, semakin buruk kualitas proteinnya.
Penambahan asam amino triptofan ke dalam pakan akan mengoptimalkan aktivitas
fungsi neuron serotonik, sehingga dapat menekan sifat kanibalisme. Lisin
merupakan asam amino esensial yang berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan
jaringan. Perlu penambahan triptofan untuk menekan sifat agresif dan lisin pada
pakan untuk perbaikan jaringan tubuh agar tingkat kanibalisme pada lobster air
tawar menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya variasi
kombinasi konsentrasi triptofan dan lisin dalam pakan komersial terhadap tingkat
kanibalisme dan pertumbuhan lobster air tawar sebagai alternatif pakan yang dapat
menekan kanibalisme.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemeliharaan Hewan Pendidikan
Biologi Universitas Jember dengan menggunakan desain eksperimen yang terdiri
dari 4 perlakuan pakan dan masing masing 3 kali pengulangan. Perlakuan K (pakan
komersial tanpa triptofan dan lisin), perlakuan P1 (pakan komersial dengan
konsentrasi triptofan 0,725% dan lisin 0,275%), perlakuan P2 (pakan komersial
dengan konsentrasi triptofan 0,5% dan lisin 0,5%), perlakuan P3 (pakan
menggunakan konsentrasi triptofan 0,275% dan lisin 0,725%. Lalu penelitian ini
dilakukan 2 kali yang pertama tahap uji kanibalisme selama 10 hari dan tahap uji
akhir (uji pakan) selama 4 minggu.
Tahap uji kanibalisme dilakukan untuk mengetahui tebar padat per bak
setiap perlakuan dan dapat simpulkan dari uji tersebut yakni berisi 10 individu
lobster per bak. Sebelum melakukan tahap uji akhir, membuat pakan untuk diuji
sesuai dengan formulasi konsentrasi yang telah ditakar. Tahap uji akhir terdapat 4
perlakuan dengan 3 kali pengulangan, terdapat 12 bak untuk uji asli dan 12 bak
untuk aliquot. Mengamati kanibalisme yang terjadi dan pertumbuhan (biomassa
basah, biomassa kering, dan panjang karapas) lobster air tawar.
Hasil penelitian diketahui variasi kombinasi konsentrasi triptofan dan lisin
dalam pakan komersial berpengaruh (p=0,000) terhadap tingkat kanibalisme lobster
air tawar (Cherax quadricarinatus von Martens). Kanibalisme terendah terjadi pada
P3 (pakan komersial dengan triptofan 0,275% dan lisin 0,725%) sebesar 0,0856
(±0,28002) individu, sedangkan kanibalisme tertinggi terjadi pada kontrol (pakan
komersial tanpa triptofan dan lisin) sebesar 0,2514 (±0,51313) individu. Dan variasi
kombinasi konsentrasi triptofan dan lisin dalam pakan komersial berpengaruh
secara tidak signifikan terhadap pertumbuhan biomassa basah (p=0,184), biomassa
kering (p=0,368), dan panjang karapas (p=0,145) lobster air tawar (Cherax
quadricarinatus von Martens).
Hasil penelitian dapat merekomendasikan formulasi pakan yang dapat
digunakan sebagai alternatif pakan selain pakan komersial bisa juga menambahkan
triptofan dan lisin agar menekan kanibalisme dan kerugian saat budidaya.
Rekomendasi alternatif kombinasi triptofan dan lisin yaitu dengan kombinasi
triptofan 0,275% dan lisin 0,725% dalam 1 kg pakan.
Kelayakan e-booklet yang telah divalidasi oleh 3 validator (ahli materi, ahli
media, dan masyarakat) dari hasil penelitian tentang “Pengaruh Variasi Kombinasi
Konsentrasi Triptofan dan Lisin dalam Pakan Komersial terhadap Tingkat
Kanibalisme dan Pertumbuhan Lobster Air Tawar” dinyatakan layak digunakan
oleh pembaca dan disebarluaskan untuk menjadi referensi alternatif pakan bagi
pembudidaya atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang lobster air Tawar.