Pengaruh Penambahan NAA dan Air Kelapa pada media MS (Murashige and Skoog) Terhadap Perbanyakan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Secara In Vitro
Abstract
Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman yang 
memiliki potensi tinggi dan banyak masyarakat yang membutuhkan sebagai bahan 
rempah, karena hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan bawang merah 
untuk digunakan sebagai bumbu penyedap rasa, selain itu juga digunakan sebagai 
bahan dasar membuat obat-obatan tradisional. Maka dari itu kebutuhan tanaman 
bawang merah akan terus meningkat didukungnya dengan jumlah populasi 
penduduk yang juga terus meningkat di setiap tahunnya. Perbanyakan bawang 
merah secara konvensional tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan 
bawang merah selalu terpenuhi, karena seiring berjalannya waktu ke waktu, 
produksi bawang merah terus menurun dikarenakan oleh beberapa faktor, salah 
satunya tanah. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan 
dengan perbanyakan secara kultur jaringan melalui eksplan umbi bawang merah 
secara in vitro.
Penelitian ini dilakukan pada bulan July 2022, bertepat di Laboratorium 
Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Univeritas Jember. Bahan yang digunakan 
pada penelitian yaitu eksplan umbi bawang merah, ditumbuhkan pada media MS 
dengan penambahan zat pengatur tumbuh NAA konsentrasi 0 mg/l, 1 mg/l, 2 
mg/l, 3 mg/l, 4 mg/l serta air kelapa 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Penelitian 
dimulai dari mempersiapkan eksplan kemudian menyiapkan media yang telah 
sesuai dengan kombinasi perlakuan dan disterilisasi menggunakan autoclave pada 
suhu 121°C. Penanaman dilakukan di Laminar air flow dengan memotong dan 
mengupas eksplan yang sudah disterilisasi. Variabel yang diamati meliputi jumlah 
tunas, jumlah daun, panjang daun, jumlah akar, dan panjang akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh NAA 
dan air kelapa berpengaruh terhadap perbanyakan tanaman bawang merah. Pada 
media kombinasi NAA 1 ppm dan air kelapa 5% memberikan respon terbaik pada 
jumlah tunas, sedangkan konsentrasi NAA 3 ppm dan air kelapa 15% memberikan 
respon terbaik terhadap jumlah daun. Untuk variabel panjang daun konsentrasi 
terbaik yaitu NAA 1 ppm dan air kelapa 10%, sedangkan konsentrasi NAA 3 ppm 
dan air kelapa 20% memberikan respon terbaik terhadap jumlah akar, tetapi pada 
perlakuan NAA tunggal 0 ppm dan air kelapa tunggal 5% memberikan respon 
terbaik terhadap panjang akar
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4533]
