• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Bentuk dan Fungsi Reduplikasi Bahasa Jawa oleh Penutur Bahasa Jawa (Studi Kasus di Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember)

    Thumbnail
    View/Open
    doc.pdf (815.3Kb)
    Date
    2021-07-27
    Author
    PRATIWI, Mega S.
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penelitian ini membahas tentang bentuk dan fungsi reduplikasi bahasa Jawa oleh penutur bahasa Jawa di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi reduplikasi bahasa Jawa yang dituturkan penutur bahasa Jawa di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul. Penelitian ini berfokus pada bentuk reduplikasi atau pengulangan bahasa Jawa pada penutur bahasa Jawa di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul karena masyarakatnya yang heterogen, masyarakat di Kecamatan Tanggul memiliki budaya, bahasa, etnis, serta latar belakang sosial yang beragam. Keunikannya yaitu meleburnya kebudayaan yang berbeda, tidak hanya budayanya saja tetapi juga bahasanya, yakni adanya perbedaan penutur berdasarkan wilayahnya dan percampuran pemakainya baik secara struktur maupun bahasa. Contohnya masyarakat yang tinggal di wilayah Selatan lebih banyak menggunakan bahasa Jawa sedangkan masyarakat yang tinggal di wilayah Utara lebih banyak menggunakan bahasa Madura. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif karena berupa tuturan yang langsung dituturkan oleh masyarakat penutur bahasa Jawa. Metode dan teknik yang digunakan dalam menyediakan data berupa metode cakap. Penelitian ini menggunakan metode cakap karena terjadi kontak langsung dengan narasumber yang menuturkan bentuk reduplikasi bahasa Jawa. Teknik lanjutan yang digunakan yaitu dengan teknik pancing dan teknik cakap semuka. Metode dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Metode ini digunakan karena alat penentunya berasal langsung dari bahasa itu sendiri (bentuk reduplikasinya). Sedangkan untuk menganalisis fungsi dan nosinya menggunakan metode padan referensial. Metode penyajian hasil analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal yaitu berupa kata-kata biasa. Hasil dari penelitian dapat dijelaskan bahwa bentuk reduplikasi bahasa Jawa oleh penutur bahasa Jawa di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul ditemukan sebagai berikut; 1) Dwilingga yaitu pengulangan penuh dari bentuk dasarnya contohnya: (a) bentuk tuwek-tuwek, bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari bentuk dasarnya yaitu tuwek (tua). Bentuk tuwek-tuwek ini berfungsi sebagai adjektiva yang memiliki makna jamak (tua-tua). Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya ke bentuk reduplikasinya. Wong tuone wis podo tuwek-tuwek saiki. [wɔŋ tuone wIs pɔdɔ tuwƐ?-tuwƐ? saiki] „Orang tuanya sudah pada tua-tua sekarang‟. (b) bentuk mlaku-mlaku bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari bentuk dasarnya yaitu mlaku (berjalan). Bentuk mlaku-mlaku ini berfungsi sebagai verba yang memiliki makna ketidaktentuan (melakukan kegiatan santai). Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya ke bentuk reduplikasinya. Saben isuk aku wis biasa mlaku-mlaku. [sabǝn isu? aku wIs biasa mlaku-mlaku] „Setiap pagi aku sudah terbiasa jalan-jalan‟. 2) Dwiwasana yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya contohnya: (a) bentuk rek-arek, bentuk ini merupakan pengulangan sebagian pada suku akhir dari bentuk dasarnya yaitu arek. Kata rek ini dipenggal dan diletakkan di depan kata dasarnya. Bentuk rek-arek ini berfungsi sebagai nomina yang memiliki makna jamak/pluralitas pada jumlah yang berarti banyak (anak-anak). Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Rek-arek podo ngumpul neng lapangan mergo arep melu lomba. [rƐ?-arƐ? pɔdɔ ŋumpUl nǝŋ lapaŋan meǝrgo arǝp mƐlu lomba] „Anak-anak berkumpul di lapangan karena ingin mengikuti lomba‟. (b) bentuk dhe-gedhe, bentuk ini merupakan pengulangan sebagian pada suku akhir dari bentuk dasarnya yaitu gedhe. Kata dhe ini dipenggal dan diletakkan di depan kata dasarnya. Bentuk dhe-gedhe ini berfungsi sebagai adjektiva yang memiliki makna penekatan intensitas pada ukurannya yang berarti „besar-besar‟. Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Tomat sing dijupuk bapak dhe-gedhe kabeh ukurane. [tomat sIŋ dijupU? Bapa? dh e-gǝ dh e kabƐh ukurane] „Tomat yang diambil bapak besar-besar semua ukurannya‟. 3) Dwilingga salin swara yaitu pengulangan penuh dari bentuk dasarnya yang disertai dengan perubahan sebagian atau penuh bunyi vokalnya contohnya: (a) bentuk teka-teko, bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari kata dasarnya teko yang disertai dengan perubahan sebagian bunyi vokalnya yaitu pada bunyi vokal akhirnya saja. Bentuk dasar teko memiliki struktur bunyi vokal e – o sedangkan bunyi vokal kata ulangnya berstruktur e – a. Bentuk teka-teko ini berfungsi sebagai verba yang memilik makna melakukan pekerjaan „berkali-kali datang‟atau datang-datang terus. Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Kowe iku teka-teko ae koyok wong bingung. [kɔwe iku tǝka-tǝkɔ ae kɔyɔ? wɔŋ biŋuŋ] „Kamu itu berkali-kali datang seperti orang bingung‟. (b) bentuk mloka-mlaku, bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari kata dasarnya mlaku yang disertai dengan perubahan seluruh bunyi vokalnya. Bentuk dasar mlaku memiliki struktur bunyi vokal a – u sedangkan bunyi vokal kata ulangnya berstruktur o – a. Bentuk mloka-mlaku ini berfungsi sebagai verba yang memiliki makna melakukan pekerjaan „berjalan-jalan terus‟. Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Dek kowe mloka-mlaku ae opo ora kesel ? [de? kɔwe mloka-mlaku ae ora kǝsǝl] „Dik kamu berjalan-jalan terus apa tidak lelah ? dan terakhir 4) pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan penuh atau sebagian yang disertai dengan imbuhan awalan, sisipan dan akhiran contohnya: (a) bentuk nyeluk-nyeluk bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari bentuk dasarnya celuk dan mendapat imbuhan awalan {n-}. Konsonan /c/ dari bentuk dasarnya luruh dan berubah menjadi bunyi /ny/ sehingga terbentuk kata nyeluk. Bentuk nyeluk-nyeluk ini berfungsi sebagai verba yang memiliki makna jamak/pliralitas melakukan pekerjaan yaitu „memanggil-manggil‟. Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Aku nyeluk-nyeluk kowe ket mau kok sektas moro ? [aku ῆǝlU?- ῆǝlU? kɔwe kƐt mau ko? Sektas mɔrɔ?] „Saya memanggil-manggil kamu dari tadi kenapa baru datang ?‟ (b) bentuk nuthuk-nuthuk, bentuk ini merupakan pengulangan penuh dari bentuk dasarnya tuthuk dan mendapat imbuhan awalan {n-}. Konsonan /t/ dari bentuk dasarnya luruh dan berubah menjadi bunyi /ny-/ sehingga terbentuk kata nuthuk. Bentuk nuthuk-nuthuk ini berfungsi sebagai verba yang memiliki makna jamak/pluralitas melakukan pekerjaan yaitu „memukul-mukul‟. Setelah proses reduplikasi bentuk ini tidak mengalami perubahan fungsi dari bentuk dasarnya. Sopo sing nuthuk-nuthuk wesi tengah wengi ngene ? [sɔpɔ sIŋ nuthU?-nuthU? wǝsi tǝŋah wǝŋi ŋƐnƐ?] „Siapa yang memukul-mukul besi tengah malam begini ?‟ Sedangkan fungsi dan nosi reduplikasi dalam bahasa Jawa pada penutur bahasa Jawa di Desa Manggisan Kecamatan Tanggul adalah sebagai berikut; berfungsi sebagai verba, berfungsi sebagai nomina, berfungsi sebagai adjektiva dan berfungsi sebagai adverbia. Dengan maknanya (nosi) sebagai berikut: a) bermakna jamak/pluralitas (jumlah dan tindakan), b) bermakna ketidaktentuan, c) bermakna penekanan intensitas, d) bermakna melakukan pekerjaan, e) bermakna sangat, f) bermakna walaupun/meskipun dan, g) bermakna penunjuk waktu.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109558
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2313]

    Related items

    Showing items related by title, author, creator and subject.

    • Kajian diksi dan gaya bahasa pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri Berbahasa Indonesia melalui SMS ini, dimaksudkan untuk menganalisis lebih dalam isi ucapan tersebut. Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri melalui kartu ucapan kini mulai tergusur karena kemajuan teknologi, salah satunya ditandai dengan keberadaan telepon seluler (ponsel). Fitur SMS pada pengguna ponsel banyak digemari karena biaya beban yang dikenakan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kartu ucapan. Ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS memiliki ciri khas yakni kaya akan pilihan kata. Penggunaan gaya bahasa pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS dimaksudkan untuk memberikan efek keindahan sehingga berhasil menggugah hati si penerima ucapan. Berdasarkan pernyataan di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini (1) bagaimanakah penggunaan diksi yang terdapat pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS, (2) bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS. Sesuai dengan permasalahan yang ada, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang (1) penggunaan diksi yang terdapat pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS, (2) penggunaan gaya bahasa yang terdapat pada ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri berbahasa Indonesia melalui SMS. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian diskriptif. Data penelitian ini berupa kata, frasa atau kalimat 

      Diana Martias Iriani (2014-01-29)
      Konflik tanah yang berawal dari proses pembebasan tanah oleh KKO (TNIAL) pada tahun 1960 – 1963 masih menyisahkan masalah. Dalam proses pembebasan tanah diwarnai dengan adanya intimidasi dan kekerasan yang ...
    • Pengembangan Media Kamus Berbentuk Pop-Up Tiga Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Madura Dan Bahasa Jawa) Pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar DI Sdn Trotosari 01 Bondowoso 

      MASNIYAH (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, 2019-04-04)
      Pengembangan media kamus berbentuk Pop-up tiga bahasa (bahasa Madura, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia) ada tiga tahap pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, (1) Tahap pendefinisian (define), ...
    • ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SOAL UKK SD MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2011/ 2012 KABUPATEN SITUBONDO 

      Norma Yuni Riantika (2014-01-20)
      P e n e l i t i a n i n i d i l a t a r b e l a k a n g i o l e h k e n y a t a a n b a h w a d a l a m p e n g g u n a a n b a h a s a ...

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository