Analisis Sifat Fisik Biji Kedelai Kuning (Glicine max) Selama Perendaman Menggunakan Metode Image Analysis
Abstract
Di indonesia kedelai merupakan jenis kacang-kacangan yang paling banyak
dikonsumsi dan sumber protein nabati terpenting. Kandungan protein kedelai cukup
tinggi yaitu 37% - 42%. Sebagai bahan makanan kedelai tidak langsung
dikonsumsi, tetapi terlebih dahulu diolah. 88% kedelai di Indonesia dikonsumsi
untuk tahu dan tempe, 10% untuk pangan olahan lainnya serta, 2% untuk benih.
Pada pengolahan susu kedelai dan tahu, kedelai terlebih dahulu melalui proses
perendaman. Perendaman kedelai umumnya membutuhkan waktu yang cukup
lama. Perendaman yang terlalu lama dapat mengakibatkan kedelai terkontaminasi
mikroba serta dapat berpengaruh terhadap sifat fisik dan kualitas produk. Selama
perendaman biji kedelai, akan terjadi proses difusi air sehingga terjadi perubahan
beberapa sifat fisik biji kedelai. Proses difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel air tersebar luas secara merata atau mencapai kesetimbangan. Guna
mengetahui perubahan sifat fisik biji kedelai selama proses perendaman digunakan
Image processing. Metode ini berpotensi menganalisa berbagai komoditas
pertanian dengan tidak merusak bahan dan bersifat objektif. Tujuan dari penelitian
ini adalah menentukan variabel citra yang dapat digunakan untuk mengukur
perubahan karakteristik fisik biji kedelai selama proses perendaman dan
mengetahui perubahan fisik biji kedelai selama waktu perendaman menggunakan
variabel citra digital. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi, Otomasi, dan
Elektrifikasi Pertanian dan Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian Jurusan Teknik
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Analisa yang
digunakan adalah menghitung kadar air, koefisien difusi, citra biji kedelai selama
450 menit perendaman, serta membuat program citra digital. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel citra yang dapat digunakan untuk menganalisa
perubahan karakteristik fisik biji kedelai selama proses perendaman adalah variabel
area, tinggi, lebar, perimeter, indeks warna red, green, blue, dan roundness. Kadar
air biji kedelai meningkat hingga 124,66 % dari kadar air awal yaitu sebesar 13,25
%. Segmentasi indeks r > 20 digunakan untuk mengidentifikasi objek dan
background. Area biji kedelai meningkat selama perendaman hingga 172,22 % dari
nilai awal. Tinggi biji kedelai meningkat selama perendaman hingga 87,3 % dari
nilai awal. Lebar biji kedelai meningkat selama perendaman hingga 34,11 %.
Perimeter biji kedelai meningkat selama perendaman hingga 55,72 %. Indeks red
biji kedelai menurun selama perendaman dengan nilai rasio -0,035. Indeks green
biji kedelai meningkat selama perendaman dengan nilai rasio 0,076. Indeks blue
biji kedelai tidak memiliki kecenderungan perubahan selama perendaman.
Roundness biji kedelai menurun selama perendaman dengan nilai rasio -0,220.
Nilai koefisien difusi pada proses perendaman biji kedelai cenderung mengalami
penurunan dari 1,226 (10-27 cm2
/s) menjadi 0,895 (10-27 cm2
/s).