Dampak Penggunaan Lahan Hutan dan Sistem Pertanian terhadap Beberapa Sifat-Sifat Kimia, Fisika dan Hasil Sedimen Melayang Sub DAS Mrawan Di Kabupaten Jember
Abstract
Praktek pengelolaan lahan secara intensif yang dilakukan oleh masyarakat
kerap kali menghasilkan erosi yang masuk ke badan sungai. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan lahan hutan dan sistem
pertanian terhadap beberapa sifat-sifat kimia, fisika dan hasil sedimen melayang
di Sub DAS Mrawan Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan pada bulan MaretOktober 2019. Metode penelitian meliputi survei, pengumpulan data, pengukuran
dan pengambilan contoh sedimen serta analisis data. Parameter kimia yang di
amati yaitu pH, parameter fisika yaitu DHL, kekeruhan dan konsentrasi sedimen.
Parameter yang diukur dan dihitung yaitu konsentrasi sedimen Cs (mg/l), debit
aliran sungai Q (m3
/detik) dan debit sedimen melayang Qs (ton/hari). Data atau
informasi yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis secara deskriptifkuantitatif, perbandingan semua parameter dan dicari korelasi-regresi konsentrasi
sedimen dengan DHL masing-masing bagian Sub DAS Mrawan.
Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan dan
sistem pertanian Sub DAS Mrawan memiliki kondisi pH netral dengan nilai 7,4.
Hasil pengukuran DHL menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan dan sistem
pertanian (tegal dan sawah) Sub DAS Mrawan memiliki DHL yang tergolong
baik dengan nilai masing-masing secara berurutan 177,8 µmhos/cm, 280,9
µmhos/cm, dan 305,6 µmhos/cm. Hasil pengukuran kekeruhan air menunjukkan
penggunaan lahan hutan Sub DAS Mrawan tergolong baik dengan nilai 14,5
NTU, sedangkan sistem pertanian Sub DAS Mrawan tergolong buruk dengan nilai
26,3 NTU untuk tegal dan 34 NTU untuk sawah. Hasil pengukuran konsentrasi
sedimen dengan penggunan lahan hutan menghasilkan konsentrasi sedimen yang
tergolong sedang dengan nilai sebesar 158,51 mg/l, sedangkan sistem pertanian
(tegal dan sawah) menghasilkan konsentrasi sedimen yang tergolong jelek dengan
rentan nilai masing-masing sebesar 364,07 mg/l dan 381,66 mg/l.
Hasil pengukuran rata-rata debit aliran air dengan penggunaan lahan hutan
sebesar 1,87 m3
/s, sedangkan untuk sistem pertanian tegal dan sawah secara
berurutan sebesar 7,30 m3
/s dan 11,81 m3
/s. Penggunaan lahan hutan dan sistem
pertanian (tegal dan sawah) menghasilkan debit sedimen melayang secara
berurutan sebesar 0,004 ton/ha/th, 0,045 ton/ha/th, dan 0,046 ton/ha/th yang
tergolong sangat rendah dengan nilai kurang dari 5 ton/ha/th.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]