Analisis Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Barisan dan Deret Aritmetika Ditinjau Dari Gaya Berpikir Gregorc
Abstract
Metakognisi menurut Ormrod (2008) berarti “berpikir mengenai berpikir”. Selain itu metakognisi juga merupakan usaha sadar siswa dalam berperilaku dan berpikir untuk meningkatkan proses belajarnya. Kemampuan metakognisi memungkinkan siswa dapat menyadari tentang proses berpikirnya dan dapat mengevaluasi hasil dari pikirannya. Kebanyakan siswa mengalami kesalahan saat menyelesaikan permasalahan matematika dalam bentuk soal cerita. Soal cerita matematika merupakan soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan menyelesaikan masalah dapat dilatih dengan menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal cerita dimana dalam menyelesaikan soal cerita diperlukan langkah-langkah dan strategi yang tepat dan hal seperti inilah yang sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan metakognisi dari siswa. Dalam menyelesaikan soal cerita strategi atau cara yang digunakan oleh siswa satu dengan siswa lainnya berbeda, salah satu penyebabnya yaitu karena kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masingmasing siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika ditinjau dari gaya berpikir Sekuensial Konkret, Sekuensial Abstrak, Acak Konkret dan Acak Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika ditinjau dari gaya berpikir Sekuensial Abstrak, Acak Konkret dan Acak Abstrak. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskripif pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari delapan siswa dari kelas XI IPA 1 MAN 2 Jember. Intrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, angket gaya berpikir Gregorc, soal tes cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika, serta pedoman wawancara. Berdasarkan analisis data instrumen, semua intrumen tersebut dinyatakan valid. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes yang meliputi angket gaya berpikir dan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika serta wawancara. Fokus penelitian ini yaitu dua siswa Sekuensial Konkret, dua siswa Sekuensial Abstrak, dua siswa Acak Konkret, dan dua siswa Acak Abstrak. Subjek yang terpilih akan dilakukan wawancara lebih lanjut. Berdasarkan hasil tes dan wawancara yang dilakukan, seluruh subjek melakukan kegiatan metakognisi. Siswa Sekuensial Konkret mampu melakukan kegiatan metakognisi yang meliputi Perencanaan (Planning), Pemantauan (Monitoring), dan Evaluasi (Evaluating) dengan lengkap yang ditunjukkan dengan tercapainya semua indikator dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika. Siswa Sekuensial Abstrak mampu melakukan kegiatan Perencanaan (Monitoring), dan Evaluasi (Evaluating) dengan lengkap yang ditunjukkan dengan tercapainya semua indikator namun pada kegiatan Pemantauan (Monitoring) terdapat satu indikator yang tidak tercapai dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika yaitu tidak mampu menguji atau memerika kembali bahwa hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan apa yang ditanyakan. Siswa Acak Konkret mampu melakukan kegiatan Perencanaan (Planning) dengan lengkap namun pada kegiatan Pemantauan (Monitoring), dan Evaluasi (Evaluating) terdapat beberapa indikator yang tidak tercapai dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan Barisan dan Deret Aritmetika yaitu tidak mampu memperoleh hasil penyelesaian soal dengan tepat, tidak mampu menguji atau memeriksa kembali bahwa hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan apa yang ditanyakan, serta tidak mampu menuliskan serta menjelaskan kesimpulan dari soal dengan tepat. Sedangkan untuk Siswa Sekuensial Abstrak melakukan kegiatan Perencanaan (Planning), Pemantauan (Monitoring), dan Evaluasi (Evaluating) dengan kurang lengkap karena ada beberapa indikator yang tidak tercapai.