Studi Biologi Predator Kepik Pembunuh Rhinocoris fuscipes F. (Hemiptera : Reduviidae) Pada Pemeliharaan dengan Pakan Artemia salina L.”
Abstract
Predator merupakan agens pengedali hayati yang mudah dikenali karena
tubuh predator lebih besar dari pada mangsanya. Serangga dari famili Reduviidae
adalah salah satu anggota dari ordo Hemiptera yang semua anggotanya berperan
sebagai musuh alami terutama sebagai serangga predator. Reduviidae merupakan
srangga polifag yang dapat memangsa lebih dari satu spesies mangsa. Beberapa
jenis serangga predator yang ada terutama dari famili Reduviidae (Rhinocoris sp
dan Sycanus sp,) mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan
sebagai agen penegendali hayati. Kepik Rhinocoris fuscipes merupakan salah satu
predator yang berperan untuk mengendalikan hama tanaman terlebih pada
tanaman tembakau. Siklus hidup R. fuscipes yaitu stadia telur selama 4 hari dan
nimfa instar 1 selama 12 hari, instar 2 selama 11 hari, instar 3 selama 11 hari,
instar 4 selama 10 hari dan instar 5 selama 9 hari, lama imago betina 26.07 hari
dan untuk imago jantan selama 14.20 hari.
Penelitian ini terdiri 2 tahapan yaitu persiapan penelitian dan pelaksanaan
penelitian. Tahap persiapan dilakukan dengan mengoleksi predator R. fuscipes
yang di dapatkan dari lapang dengan cara mengambil kepik pembunuh R. fuscpes
dari tanaman tembakau. Perbanyakan kepik pembunuh R. fuscipes yang di
lakukan di laboratorium. Kepik pembunu R. fuscipes yang didapatkan dari lapang
kemudian dimasukkan dalam kotak mika yang sebelumnya sudah diiberi tisu
untuk tempat bertelur dan kapas yang diberi campuran air dan madu dengan
konseentrasi 10% serta ditambahkan ulat hongkong (Tenebrio molitor) sebagai
mangsa. Telur yang dihasilkan dipindah pada tempat penetasan, tempat penetasan
yang diigunakan yaitu kotak mika plastik dengan panjang, lebar dan tingginya
masing-masing 20 cm x 20 cm x 20 cm. Tahap pelaksanaan penelitian 3 perlakuan
yaitu dengan menyiapkan telur A. salina, larva A. salina dan C. cephalonica sebagai pakan pengganti pada pemeliharaan R. fuscipes. dengan 30 ulangan
sehingga terdapat 30 kotak percobaan. Pemberian pakan pengganti mulai
dilakukan pada stadia nimfa instar 1, diganti setiap hari hingga mencapai stadia
dewasa. Telur A. salina diletakkan dikotak rearing dan diamati setiap hari sampai
stadia dewasa. Pemberian pakan pengganti menggunakan larva A. salina
diletakkan dikotak rearing dan diamati setiap hari sampai mencapai dewasa.
Pemberian pakan pengganti yaitu menggunakan telur C. cephalonica mulai instar
1 stadia dewasa dan diamati setiap hari. Variabel yang diamati yaitu siklus hidup
dan morfometri R. fuscipes, ukuran telur dan kepik R. fuscipes, lama stadia telur,
nimfa dan imago R. fuscipes morfometri dilakukan dengan cara didokumentasikan
setiap harinya menggunakan aplikasi Scope Image 9.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pakan dengan
menggunakan telur A. salina dari 30 predator stadium nimfa sampai dengan instar
II dengan rata-rata stadium 11,37 ± 0,10 hari. Sedangkan perlakuan pakan dengan
menggunakan larva A. salina dari 30 predator stadium nimfa sampai dengan instar
II dengan rata-rata stadium hidup 10,82 ± 0,05 hari. Perlakuan pakan dengan
menggunakan telur C. cephalonica dari 30 preddator stadium nimfa sampai
dengan instar III stadia rata-rata berkisar 11,28 ± 0,00 hari.
Telur memiliki diameter 0,03 ± 0,001 mm, panjang 0,16 ± 0,00 mm, lama
stadia 4,7 ± 0,11 hari. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang signifikan,
antara kepik R. fuscipes pada perlakuan ke-1 yaitu pemberian pakan pengganti
dengan menggunakan telur A. salina, perlakuan ke-2 dengan menggunakan pakan
telur larva A. salina dan perlakuan ke-3 menggunakan pakan telur C. cephalonica.
Perlakuan pakan menggunakan telur C. cephalonica dari 30 larva instar I rata-rata
memiliki stadium 12,07 ± 0,93 hari, rata-rata lebar tubuh 0,88 ± 0,06 mm dan
rata-rata panjang tubuh 1,88 ± 0,11 mm. Perlakuan pakan menggunakan telur A.
salina dari 30 larva instar I rata-rata memiliki stadium 11,70 ± 1,19 hari, rata-rata
lebar tubuh 0,70 ± 0,03 mm dan rata-rata panjang tubuh 1,53 ± 0,18 mm.
Sedangkan perlakuan pakan menggunakan larva A. salina dari 30 larva instar I
rata-rata memiliki stadium 11,03 ± 1,05 hari, rata-rata lebar tubuh 0,73 ± 0,03 mm
dan rata-rata panjang tubuh 1,60 ± 0,18 mm. Perlakuan pakan menggunakan telur C. cephalonica memiliki rata-rata stadium yang lebih lama, rata-rata lebar tubuh
dan panjang tubuh yang lebih lebar dan panjang dibanding perlakuan
menggunakan pakan telur A. salina dan perlakuan larva A. salina.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]