Show simple item record

dc.contributor.advisorNurtjahjaningtyas, Indra S.T.,M.T
dc.contributor.advisorPurnama Putra, Paksitya S.T., M.T.
dc.contributor.authorNurhidayah, ENDAH
dc.date.accessioned2020-06-03T03:27:53Z
dc.date.available2020-06-03T03:27:53Z
dc.date.issued2020-01-10
dc.identifier.nim161910301031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99132
dc.description.abstractTanah longsor adalah suatu gerakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau ke luar lereng.Berdasarkan data riwayat kebencanaan BPBD Kabupaten Trenggalek dari tahun 2016 hingga Agustus 2018, tercatat setidaknya 273 kejadian longsor di Kabupaten Trenggalek. Kejadian longsor salah satunya terjadi di Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Setelah dilakukan identifikasi, longsor yang terjadi di Dompyong merupakan longsor translasional dengan material yang dibawa berupa tanah. Tanah longsor biasanya terjadi pada suatu lereng yang memiliki nilai FS rendah. Nilai FS dapat diketahui dari analisis stabilitas salah satunya dengan menggunakan Rocscience Slide. Metode yang digunakan dalam menganalisis lereng pada penelitian ini adalah Simplified – Bishop. Dari hasil pemodelan dan perhitungan didapatkan nilai FS lereng sebelum penggalian adalah 0,850 untuk sondir S-01 dan sondir S-02. setelah penggalian FS lereng sebesar 0,625 untuk sondir S-01 dan S-02. Kemudian hasil SF perhitungan manual pada kondisi sebelum penggalian 1,172 dan 0,756 setelah galian. Validasi perhitungan manual dan aplikasi 27% untuk kondisi awal dan 17% untuk kondisi setelah longsor. Nilai FS lengser setelah terjadi longsor adalah 0,595 yang menunjukkan lereng masih dalam kondisi labil dan dapat sewaktu – waktu mengalami longsor kembali. Upaya perbaikan lereng yang dilakukan untuk menangani longsor yang terjadi adalah dengan merencanakan dinding penahan tanah. Pada pembahasan ini, dinding penahan tanah yang digunakan adalah cantilever wall. Berdasarkan hasil dimensi rencana, setelah dilakukan analisis diperoleh nilai FS dinding penahan terhadap guling sebesar 2,69, FS terhadap geser 1,58 untuk sondir 1 dan 1,70 untuk sondir 2, dan FS terhadap daya dukung sebesar 3,10 untuk sondir 1 dan 3,33 untuk sondir 2. Dimensi dinding rencana kemudian dimodelkan kembali dan menghasilkan nilai FS 0,801. Oleh karena itu perbaikan lereng diperkuat kembali dengan penambahan micropile dengan panjang 5 meter yang dipasang dengan sudut 45 o. Hasil pemodelan lereng setelah perbaikan diperoleh nilai SF > 1,25 yang menunjukkan bahwa lereng dalam kondisi stabil. Untuk penambahan jumlah micropile pada lereng perlu diperhatikan untuk jarak pemasangan dan jumlahnya. Karena jika terlalu banyak dapat menjadi beban bagi lereng itu sendiri.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectDinding Penahan Tanahen_US
dc.subjectPenanganan Strukturalen_US
dc.subjectBencana Longsoren_US
dc.titlePerencanaan Dinding Penahan Tanah Sebagai Upaya Penanganan Struktural Bencana Longsor (Studi Kasus Bencana Longsor Desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTeknik Sipil
dc.identifier.kodeprodi1910301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record