Perencanaan Dinding Penahan Tanah Sebagai Upaya Penanganan Struktural Bencana Longsor (Studi Kasus Bencana Longsor Desa Dompyong Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek)
Abstract
Tanah longsor adalah suatu gerakan perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak ke bawah atau ke luar lereng.Berdasarkan data riwayat kebencanaan
BPBD Kabupaten Trenggalek dari tahun 2016 hingga Agustus 2018, tercatat
setidaknya 273 kejadian longsor di Kabupaten Trenggalek. Kejadian longsor salah
satunya terjadi di Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten
Trenggalek. Setelah dilakukan identifikasi, longsor yang terjadi di Dompyong
merupakan longsor translasional dengan material yang dibawa berupa tanah.
Tanah longsor biasanya terjadi pada suatu lereng yang memiliki nilai FS
rendah. Nilai FS dapat diketahui dari analisis stabilitas salah satunya dengan
menggunakan Rocscience Slide. Metode yang digunakan dalam menganalisis
lereng pada penelitian ini adalah Simplified – Bishop. Dari hasil pemodelan dan
perhitungan didapatkan nilai FS lereng sebelum penggalian adalah 0,850 untuk
sondir S-01 dan sondir S-02. setelah penggalian FS lereng sebesar 0,625 untuk
sondir S-01 dan S-02. Kemudian hasil SF perhitungan manual pada kondisi
sebelum penggalian 1,172 dan 0,756 setelah galian. Validasi perhitungan manual
dan aplikasi 27% untuk kondisi awal dan 17% untuk kondisi setelah longsor. Nilai
FS lengser setelah terjadi longsor adalah 0,595 yang menunjukkan lereng masih
dalam kondisi labil dan dapat sewaktu – waktu mengalami longsor kembali.
Upaya perbaikan lereng yang dilakukan untuk menangani longsor yang
terjadi adalah dengan merencanakan dinding penahan tanah. Pada pembahasan ini,
dinding penahan tanah yang digunakan adalah cantilever wall. Berdasarkan hasil
dimensi rencana, setelah dilakukan analisis diperoleh nilai FS dinding penahan
terhadap guling sebesar 2,69, FS terhadap geser 1,58 untuk sondir 1 dan 1,70
untuk sondir 2, dan FS terhadap daya dukung sebesar 3,10 untuk sondir 1 dan
3,33 untuk sondir 2. Dimensi dinding rencana kemudian dimodelkan kembali dan
menghasilkan nilai FS 0,801. Oleh karena itu perbaikan lereng diperkuat kembali
dengan penambahan micropile dengan panjang 5 meter yang dipasang dengan
sudut 45 o. Hasil pemodelan lereng setelah perbaikan diperoleh nilai SF > 1,25
yang menunjukkan bahwa lereng dalam kondisi stabil. Untuk penambahan jumlah
micropile pada lereng perlu diperhatikan untuk jarak pemasangan dan jumlahnya.
Karena jika terlalu banyak dapat menjadi beban bagi lereng itu sendiri.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]