dc.description.abstract | Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal, karena matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari ilmu lainnya. Pembelajaran
matematika pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan matematika
siswa. Salah satu kemampuan yang penting bagi siswa yaitu kemampuan berpikir
kritis yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam merumuskan dan
memecahkan setiap permasalahan. Kemampuan berpikir kritis pada seseorang
dapat dilihat dari indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang diungkapkan
melalui aspek-aspek perilaku. Pada penelitian ini terdapat empat aspek perilaku
berpikir kritis yaitu interpretation (interpretasi), analysis (analisis), evaluation
(evaluasi), inference (inferensi). Pada setiap aspek terdapat beberapa indikator.
Aspek interpretation terdapat tiga indikator yaitu menjelaskan maksud
permasalahan, menuliskan yang diketahui pada soal, menuliskan yang ditanya pada
soal. Aspek analysis terdapat dua indikator yaitu merumuskan cara atau strategi
dalam menyelesaiakan permasalahan dan menggunakan konsep dalam
menyelesaikan permasalahan. Aspek selanjutnya yaitu evaluation, dimana terdapat
tiga indikator yaitu menginput informasi yang ada pada soal, melakukan
perhitungan dan jawaban akhir dengan tepat, dan menjelaskan tahap demi tahap
penyelesaian permasalahan yang telah dikerjakannya. Aspek inference terdapat dua
indikator yaitu membuat kesimpulan sesuai dengan konteks masalah dan membuat
kesimpulan dari penyelesaian permasalahan dengan tepat.
Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui berbagai pendekatan
pembelajaran. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kontekstual yang
diterapkan dalam permasalahan matematika terkait materi pembelajaran
matematika pada cabang ilmu geometri yang telah didapatkan siswa. Pada
penelitian dilakukan untuk mengetahui profil berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual geometri pada siswa kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan profil berpikir
kritis siswa kelas VIII A dalam menyelesaikan masalah kontekstual geometri
bertemakan Gudang Atag di SMPN 1 Kencong. Subjek penelitian siswa VIII A
sebanyak 6 siswa. Enam siswa tersebut terdiri dari dua orang siswa dari setiap
kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Metode yang digunakan yaitu
metode tes dan metode wawancara.
Berdasarkan rekomendasi dari salah satu guru matematika di SMPN 1
Kencong, kelas VIII A dipilih karena memiliki siswa dengan kemampuan yang
beragam. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa siswa dengan kategori tinggi mampu memenuhi aspek berpikir kritis yakni
interpretation, analysis, evaluation, dan inference pada semua indikator. Siswa
dengan kemampuan berpikir kritis sedang mampu memenuhi aspek berpikir kritis
yaitu interpretation, analysis, evaluation pada indikator menginput informasi yang
ada pada soal dan menjelaskan tahap demi tahap penyelesaian permasalahan yang
telah dikerjakannya, dan inference pada indikator membuat kesimpulan sesuai
dengan konteks masalah. Siswa berkemampuan sedang mampu menentukan cara
dan menggunakan konsep dalam menyelesaikan permasalahan, namun tidak dapat
melakukan perhitungan dengan teliti dalam menyelesaikan permasalahan. Siswa
dengan kemampuan berpikir kritis rendah hanya mampu memenuhi aspek berpikir
kritis yaitu interpretation pada indikator menjelaskan maksud permasalahan dan
menuliskan yang ditanya pada soal, dan inference pada indikator membuat
kesimpulan sesuai dengan konteks masalah. | en_US |