Show simple item record

dc.contributor.advisorDJUMHARIYANTO M.T, Dwi
dc.contributor.advisorKRISTANTA, r Franciscus Xaverius
dc.contributor.authorUTAMA, Firmansyah Prawira
dc.date.accessioned2020-05-04T03:06:13Z
dc.date.available2020-05-04T03:06:13Z
dc.date.issued2019-07-16
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98718
dc.description.abstractSemen merupakan salah satu kebutuhan papan yang tidak bisa kita hindari, material yang digunakan sebagai berbagai hal untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat, jembatan, jalan raya, landasan bandar udara, pembuatan beton pracetak, dan pratekan, dan industri produk-produk lainnya. Pabrik semen sudah banyak dan menyebar di seluruh Indonesia untuk memenuhi pemerataan pembangunan Indonesia. PT. XYZ adalah salah satu perusahan holden. Penggilingan akhir (finish mill) terdapat 2 macam alat yang digunakan sebagai menggiling yakni vertical mill (ok mill) dan horizontal mill (ball mill) kedua alat tersebut berfungsi sebagai penggilingan tahap akhir dimana ukuran material masih sebesar pasir di giling sampai halus hingga menjadi seperti tepung. Pada tahap finish mill bukan hanya penggilingan saja tetapi juga terdapat proses penambahan material untuk semen yakni fly ash dan trass untuk produk semen PCC(Portland Composite Cement) Metode Total Productive Maintenance (TPM) yakni salah satu sistem yang dipergunakan memelihara dan meningkatkan nilai kualitas dari produksi yang melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja seperti mesin, equipment dan alat-alat kerja (Jiwantoro, 2013). Alat ukur keberhasilan metode TPM ini yakni Overall Equipment Efectiveness (OEE), OEE ini yakni salah satu alat ukur yatu dapa mengetahui apakah peralatan dapat berfungsi dengan baik sehingga mempengaruhi proses lainnya. Dengan penerapan OEE ini dapat diketahui kerugian atau losses yang diakibatkan mesin mengalami gagal produksi dan penurunan tingkat produksi serta ukuran kerugian losses yang diakibatkan oleh cacat produk(ghaffar, 2018). Hasil penelitian pada PT XYZ nilai OEE mesin ball mill nomor 1 dengan rata-rata nilai OEE yaitu 75.36%. Nilai ini menunjukkan bahwasannya pada produktivitas mesin ball mill 1 dalam beroperasi sangat jauh mencapai standart World Class karena nilainya kurang dari 85%. Berdasarkan dari hasil six big losses untuk mengetahui kerugian terbesar penyebab penurunan dari produktifitas di mesin ball mill 1 selama bulan Januari hingga Desember 2018 diperoleh faktor Reduce speed losses dengan rata 47.56%. alat mengalami penurunan kecepatan dikarenakan waktu non productive sangat tinggi saran perbaikan penggantian dari tipe double outlet diaphragm ke discharge diapragm mempengaruhi produktifitas yang cepat, material kasar tidak akan masuk ke dalam comp 2 dan kembali ke comp 1 dengan adanya diafragma model baru maka material kasar akan cepat halus pada comp 1, terlihat dari data total produksi semen mill satu yaitu dengan 1,120,256 ton dan untuk mill 6 menggunakan tipe discharge diapragm dengan total produksi semen 1,524,282 ton semenen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi s1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jemberen_US
dc.relation.ispartofseries171910101112;
dc.subjectMetode Total Productive Maintenance (Tpm)en_US
dc.subjectEfektifias Ball Millen_US
dc.subjectSemenen_US
dc.titlePenerapan Metode Total Productive Maintenance (Tpm) Untuk Menentukan Efektifitas Ball Millen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi191010


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record