Penerapan Metode Total Productive Maintenance (Tpm) Untuk Menentukan Efektifitas Ball Mill
Abstract
Semen merupakan salah satu kebutuhan papan yang tidak bisa kita hindari,
material yang digunakan sebagai berbagai hal untuk bangunan rumah pemukiman,
gedung-gedung bertingkat, jembatan, jalan raya, landasan bandar udara,
pembuatan beton pracetak, dan pratekan, dan industri produk-produk lainnya.
Pabrik semen sudah banyak dan menyebar di seluruh Indonesia untuk memenuhi
pemerataan pembangunan Indonesia. PT. XYZ adalah salah satu perusahan
holden.
Penggilingan akhir (finish mill) terdapat 2 macam alat yang digunakan
sebagai menggiling yakni vertical mill (ok mill) dan horizontal mill (ball mill)
kedua alat tersebut berfungsi sebagai penggilingan tahap akhir dimana ukuran
material masih sebesar pasir di giling sampai halus hingga menjadi seperti tepung.
Pada tahap finish mill bukan hanya penggilingan saja tetapi juga terdapat proses
penambahan material untuk semen yakni fly ash dan trass untuk produk semen
PCC(Portland Composite Cement)
Metode Total Productive Maintenance (TPM) yakni salah satu sistem yang
dipergunakan memelihara dan meningkatkan nilai kualitas dari produksi yang
melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja seperti mesin, equipment dan
alat-alat kerja (Jiwantoro, 2013). Alat ukur keberhasilan metode TPM ini yakni
Overall Equipment Efectiveness (OEE), OEE ini yakni salah satu alat ukur yatu dapa
mengetahui apakah peralatan dapat berfungsi dengan baik sehingga mempengaruhi
proses lainnya. Dengan penerapan OEE ini dapat diketahui kerugian atau losses yang
diakibatkan mesin mengalami gagal produksi dan penurunan tingkat produksi serta
ukuran kerugian losses yang diakibatkan oleh cacat produk(ghaffar, 2018).
Hasil penelitian pada PT XYZ nilai OEE mesin ball mill nomor 1 dengan rata-rata
nilai OEE yaitu 75.36%. Nilai ini menunjukkan bahwasannya pada produktivitas mesin ball mill 1 dalam beroperasi sangat jauh mencapai standart World Class
karena nilainya kurang dari 85%. Berdasarkan dari hasil six big losses untuk
mengetahui kerugian terbesar penyebab penurunan dari produktifitas di mesin ball
mill 1 selama bulan Januari hingga Desember 2018 diperoleh faktor Reduce speed
losses dengan rata 47.56%. alat mengalami penurunan kecepatan dikarenakan
waktu non productive sangat tinggi saran perbaikan penggantian dari tipe double
outlet diaphragm ke discharge diapragm mempengaruhi produktifitas yang cepat,
material kasar tidak akan masuk ke dalam comp 2 dan kembali ke comp 1 dengan
adanya diafragma model baru maka material kasar akan cepat halus pada comp 1,
terlihat dari data total produksi semen mill satu yaitu dengan 1,120,256 ton dan
untuk mill 6 menggunakan tipe discharge diapragm dengan total produksi semen
1,524,282 ton semen
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]