Implementasi Program Kampung KB terkait Pernikahan Dini di Desa Sukosari Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember
Abstract
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar 1,49% per tahun, hal ini
dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Pemerintah Indonesia fokus menjalankan Program Keluarga Berencana untuk
mengatasi permasalahan peningkatan jumlah penduduk. Program KB tidak hanya
mengatur jumlah kelahiran anak dalam suatu keluarga, namun juga meningkatkan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera. BKKBN membentuk program Kampung KB untuk
memperkuat program KKBPK. Salah satu indikator keberhasilan program
Kampung KB adalah rata-rata usia kawin pertama diatas 20 tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji impelementasi program Kampung KB terkait
pernikahan dini di Desa Sukosari Sukowono Jember.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan metode campuran
(mixed method). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2019. Jumlah
informan kualitatif sebanyak 7 orang, yaitu Koordinator DP3AKB Sukowono,
PKB Sukowono, PPKBD, Sub PPKBD, Kader, orang tua yang memiliki remaja
laki-laki usia 15-24 tahun dan/atau remaja perempuan usia 15-20 tahun yang
belum menikah dan seorang guru. Data primer diperoleh melalui wawancara
mendalam, dokumentasi dan pengisian kuesioner. Data sekunder berupa dokumen
mengenai program Kampung KB Sukosari dan laporan jumlah pernikahan
berdasarkan umur di Kecamatan Sukowono.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari dua puluh enam konstruksi
CFIR yang digunakan untuk menilai implementasi program menunjukkan bahwa
kegiatan upaya penurunan pernikahan dini pada program Kampung KB di Desa
Sukosari belum berjalan dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh triabilitas,
kompleksitas, kualitas dan desain pengemasan serta biaya program pada
karakteristik intervensi. Pada outer setting, dipengaruhi oleh kosmopolitanisme,
kebijakan eksternal dan insentif. Pada inner setting, dipengaruhi oleh iklim
implementasi, iklim pembelajaran dan kesiapan untuk pelaksanaan program. Pada
karakteristik individu, dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan tentang
intervensi. Sedangkan pada proses implementasi dipengaruhi oleh pemimpin
opini. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, seluruh informan menerima dan
mengadopsi kegiatan upaya penurunan pernikahan dini. Sedangkan pada
masyarakat, penerimaan dan adopsi kegiatan upaya penurunan pernikahan dini
masih tergolong cukup serta kejadian pernikahan dini di Desa Sukosari selama
lima tahun terakhir masih mengalami fluktuasi.
Saran yang diberikan untuk penelitian ini adalah Bagi perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur
yaitu menambahkan PKB dengan minimal 1 PKB untuk 2 desa dan meningkatkan
dukungan dana untuk kegiatan program Kampung KB. Bagi Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember yaitu
meningkatkan pengawasan dengan koordinator DP3AKB Kecamatan Sukowono
mengenai angka pernikahan dini dan Kampung. Bagi Pemerintah Kabupaten
Jember yaitu membentuk kelompok kerja (Pokja) Kampung KB di tingkat
Kabupaten. Bagi Petugas Penyuluh KB Sukowono yaitu meningkatkan sosialisasi
dan penyuluhan mengenai program Kampung KB khususnya terkait kegiatan
penurunan pernikahan dini kepada masyarakat. Bagi penerima program
(masyarakat) yaitu berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan program
Kampung KB terutama dalam upaya penurunan pernikahan dini. Bagi peneliti
yaitu penelitian ini dapat dikembangkan dengan penambahan informan kunci di
tingkat Kabupaten dan informan tambahan dari lintas sektor yang berkaitan
dengan penurunan pernikahan dini seperti KUA Kecamatan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]