Pengaruh Fisioterapi Dada terhadap Saturasi Oksigen pada Anak dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di RSU Kaliwates Jember
Abstract
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang secara
kontinu di mulai dari konsepsi hingga dewasa yang menggambarkan semua
perubahan yang terjadi pada hidup seseorang di dalam kandungan hingga lahir
yang dapat diamati pertumbuhan dan perkembangannya. Jika individu mengalami
suatu perubahan atau penurunan dari kondisi yang sebelumnya maka dapat
dikatakan sakit. Apabila terdapat masalah kesehatan pada anak, maka proses
tumbuh kembangnya juga akan ikut terhambat. ISPA adalah penyebab utama
morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia terutama pada bagian
perawatan anak. Pada RSU Kaliwates Jember didapatkan data penderita ISPA
pada balita sebanyak 67 anak yang tiap bulannya berobat rawat inap. Manifestasi
klinis dari penyakit ini biasanya batuk tidak efektif yang ditandai dengan hidung
tersumbat akibat produksi mukus berlebihan yang menyebabkan proses
pernafasan tidak berjalan dengan lancar. Anak yang berusia kurang dari 5 tahun
masih kesulitan untuk mengatur bersihan jalan nafas secara mandiri sehingga akan
mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan memiliki resiko cukup tinggi
untuk mengalami sesak nafas. Anak yang mengalami gangguan saluran
pernafasan sering terjadi peningkatan produksi lendir atau dahak yang berlebihan
pada paru-parunya sehingga lendir tersebut menumpuk dan menjadi kental hingga
sulit untuk dikeluarkan, terganggunya transportasi pengeluaran dahak ini dapat
menyebabkan anak semakin kesulitan untuk mengeluarkan dahak. Mukus ini
menjadi sumbatan atau obstruksi jalan napas yang menghalangi masuk dan
keluarnya udara dari dan ke paru-paru dapat menurunkan jumlah oksigen yang
masuk ke dalam paru-paru, yang menyebabkan absorpsi oksigen oleh darah
berkurang sehingga saturasi oksigen pasien dibawah normal. Fisioterapi dada
efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi dengan
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membersihan
sekret dari bronkus untuk mencegah penumpukan sekret sehingga oksigen dapat
masuk ke dalam paru-paru dan saturasi oksigen normal.
Penelitian ini menggunakan pra experimental dengan pendekatan one
group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling dengan menetapkan subjek yang dilakukan secara acak. Total
sampel adalah 20 responden balita usia 1-5 tahun dengan diagnosa medis ISPA
yang mendapatkan terapi fisioterapi dada dengan saturasi oksigen normal dan
hipoksia. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pulse oxymetry untuk mengetahui perubahan saturasi oksigen pada pasien.
Fisioterapi dada dilakukan dalam durasi waktu 20 menit dengan frekuensi 2 kali
dalam sehari yaitu pada pagi dan malam hari. Hipotesis yang diambil dalam
penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) dengan tingkat kesalahan (α) <0,05,
yaitu ada pengaruh fisioterapi dada terhadap saturasi oksigen pada anak ISPA. Uji
statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Uji statistik Wilcoxon digunakan
untuk menganalisis perbedaan rata-rata nilai saturasi oksigen pretest dan posttest
pada kelompok perlakuan.
Hasil uji Wilcoxon kelompok perlakuan pada nilai saturasi oksigen
didapatkan nilai p-value 0,001. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai saturasi oksigen pada
kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil dari uji statistik, dapat disimpulkan bahwa
fisioterapi dada berpengaruh terhadap saturasi oksigen pada anak ISPA. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan darah bersih yang mengandung oksigen
mencapai pembuluh kapiler jaringan sehingga oksigen dapat berdifusi ke
pembuluh darah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
pilihan fisioterapi dada pada anak ISPA untuk meningkatkan saturasi oksigen.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]