dc.description.abstract | Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan mikroorganisme yang paling banyak
dijumpai pada angular cheilitis. Angular cheilitis adalah keradangan pada salah satu sudut mulut
atau kedua sudut mulut dapat meluas melibatkan komisura bibir dan kulit sekitarnya. Prevalensi
terjadinya angular cheilitis yaitu 0,2-15,1% pada anak-anak dan 0,7-3,8% pada orang dewasa.
Salah satu alternatif pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal, yaitu buah delima
merah. Buah delima merah mengandung flavanoid, tannin, dan alkaloid yang diduga sebagai
antibakteri. Tujuan: untuk mengetahui daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode Penelitian: metode disk difusi dengan
menggunakan 6 sampel pada setiap kelompok penelitian. Kelompok penelitian terdiri dari 4
kelompok perlakuan (ekstrak buah delima merah konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%),
kelompok kontrol positif (asam fusidat), dan kelompok kontrol negatif (aquades steril). Analisis
data menggunakan uji One Way Anova dan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil dan
simpulan: ekstrak buah delima merah memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak buah delima merah yang memiliki daya hambat
terbesar terhadap pertumbuhan S. aureus, yaitu konsentrasi 75% dan 100%. | en_US |