Show simple item record

dc.contributor.advisorSenjarini, Kartika
dc.contributor.advisorOktarianti, Rike
dc.contributor.authorNAHDIYATIN, Alfin Putri
dc.date.accessioned2020-04-07T02:57:57Z
dc.date.available2020-04-07T02:57:57Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97837
dc.description.abstractAnopheles dapat dikatakan sebagai vektor malaria di suatu daerah apabila terbukti positif mengandung sporozoit dan atau oocyt (Elyazar et al., 2013; WHO, 2003). Setiap daerah endemik malaria, biasanya ditemukan satu atau paling banyak tiga spesies Anopheles yang berperan penting dalam transmisi patogen (Wijayanti, 2012). Terdapat sekitar 400 spesies Anopheles tetapi hanya 67 spesies yang bertindak sebagai vektor dan 24 diantaranya ditemukan di Indonesia. Anopheles vagus dilaporkan mendominasi di desa Bangsring kabupaten Banyuwangi pada tahun 2017 dan diduga menjadi vektor malaria di Bangladesh, Sri Lanka (Verhaeghen et al., 2010; Wibisono, 2017). Diantara sekian banyak spesies Anopheles, terdapat beberapa spesies yang menunjukkan kesamaan morfologi namun secara genetik memiliki perbedaan. Spesies yang demikian disebut sebagai sibling species (Harwin et al., 1969; Sukowati et al., 2005). Sibling species menunjukkan perilaku yang berbeda seperti kebiasaan menggigit, distribusi, dan kapasitas vektorial yang berbeda. Oleh karena itu identifikasi secara morfologi saja tidak cukup. Metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai identitas vektor yaitu identifikasi molekuler (Weeraratne et al., 2017).en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectKloning DNAen_US
dc.subjectAnopheles vagusen_US
dc.titleKloning DNA Pengkode Cytochrome c Oxidase Subunit 1 (COI) Pada pTA2 Sebagai Dasar Identifikasi Vektor Malaria Anopheles vagusen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiBIOLOGI


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record