dc.description.abstract | Upaya peningkatan produksi jagung selain memperhatikan proses
budidaya, juga perlu memperhatikan penangan dalam pasca panen untuk dapat
menjaga mutu dan kualitas jagung. Penyimpanan biji-bijian atau bahan pangan
dapat mengalami penyusutan bobot selama masa penyimpanan. Faktor yang dapat
mempengaruhi penyusutan bobot biji-bijian ataupun bahan pangan tersebut
diantaranya adalah cendawan, tikus dan serangga. Salah satu serangga hama pasca
panen yang banyak menyerang jagung pada saat tahap penyimpanan adalah
Sitophilus zeamais M atau dapat dikenal juga dengan hama kumbang bubuk
jagung (Maize weevil). Serangan S. zeamais dapat menyebabkan kehilangan hasil
jagung hingga 30% dan kerusakan biji hingga 100% pada daerah tropis.
Kepadatan populasi S.zeamais akan berdampak pada susut bobot jagung,
kerusakan jagung dan jumlah progeni atau keturunan dari S. zeamais.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kepadatan
populasi S. zeamais terhadap kerusakan biji jagung, susut bobot jagung, jumlah
progeni, sex ratio dan mortalitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali.
Perlakuan ini terdiri dari investasi hama sebayak 3 pasang, 6 pasang, 9 pasang, 12
pasang dan 15 pasang. Data hasil pengamatan diolah menggunakan analisis sidik
ragam menggunakan Sidik Ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), dan
apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan yang diujika maka akan
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple Ranger Test
(DMRT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan kepadatan populasi yang berbeda pada
setiap perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kerusakan biji, susut
bobot, jumlah progeni dan mortalitas. Populasi S. zeamais sebesar 15 pasang
dalam perlakuan menyebabkan kerusakan biji sebesar 50,00%, susut bobot
sebesar 39,43%, jumlah progeni sebanyak 171,67 ekor dan mortalitas sebesar
33,33%. Sedangkan, populasi S. zeamais sebesar 3 pasang dalam perlakuan
menyebabkan kerusakan biji sebesar 20,67%, demikian juga terhadap susut bobot
sebesar 11,82%, jumlah progeni sebesar 56,67 ekor dan mortalitas sebesar
16,67%. | en_US |