Pengembangan Obat Antihiperurisemia dari Ekstrak Daun Jamblang (Syzygium Cumini L.) yang Tumbuh di Taman Nasional Meru Betiri Jember
Abstract
Penyakit hiperurisemia adalah penyakit kelainan metabolik yang ditandai dengan
kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Usaha pencarian obat baru untuk
mengobati hiperurisemia ini perlu dilakukan, dengan memanfaatkan kekayaan
alam yaitu tumbuhan obat. Salah satu tumbuhan yang diduga memiliki aktivitas
antihiperurisemia adalah tumbuhan jamblang atau juwet (Syzygium cumini L.) .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak n-
heksana, etil asetat, dan etanol 96% dari daun jamblang (Syzygium cumini L.)
terhadap kadar asam urat tikus hiperurisemia. Tikus diinduksi pakan tinggi purin
selama 7 hari, yaitu jus hati ayam dengan dosis 2,14 mg/ 200g BB tikus dan
melinjo 10% dari bobot pakan, kecuali tikus kelompok normal. Tikus dibagi
menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif
(Aloppurinol dosis 18 mg/kgBB tikus), 3 kelompok ekstrak daun jamblang
(Syzygium cumini L) masing- masing ekstrak n- heksana, etil asetat dan etanol
96% dengan dosis 100 mg/kgBB tikus. Perlakuan diberikan sebanyak satu kali
sehari selama 3 hari. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ekstrak nheksana,
etil asetat, dan etanol daun jamblang (Syzygium cumini L.) dengan
dosis 100 mg/ kg BB mempunyai aktivitas antihiperurisemia pada tikus yang
diinduksi jus hati ayam dan melinjo. Ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini L.)
memiliki efektivitas antihiperurisemia yang sebanding dengan Alopurinol
(p>0,05).
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]