Show simple item record

dc.contributor.advisorFATHORRAZI, Moehammad
dc.contributor.advisorDIARTO, Herman Cahyo
dc.contributor.authorANDRIYANTO, Bagus
dc.date.accessioned2020-04-03T03:28:16Z
dc.date.available2020-04-03T03:28:16Z
dc.date.issued2019-08-02
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97720
dc.description.abstractMenurut BPS Jawa Timur pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur setiap tahunnya mengalami fluktuasi yang cukup stabil, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,55% jumlah lebih besar dari Pertumbuhan Ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,02% (BPS, 2016). Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini diikuti dengan turunnya tingkat pengangguran yang ada di Jawa Timur. Dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi seringkali menggunakan Produk Domestik Regional Bruto, karena menjelaskan pendapatan total masyarakat di suatu wilayah atau daerah (Andrei, 2011). Dengan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto,secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan dan mengembangkan juga sektor sektor yang ada dalam perekonomian. Dengan berkembangnya sektor tesebut, maka secara tidak langsungakan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di daerah/wilayah yang meningkat tersebut. Hal ini terjadi karena dengan meningkatnya sektor perekonomian dibutuhkan modal guna mencukupi lonjakan perekonomian tersebut. Indikator ekonomi yang berpengaruh terhadap pengangguran yaitu upah. Permasalahan utama selanjutnya dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Menurut Mankiw (2000), upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Selain itu,upah juga merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya. Penelitian yang dilakukan Fields (2006) yang berjudul The Unemployment Effects of Minimum Wages menunjukkan bahwa semakin tinggi upah minum maka tingkat pengangguran juga akan semakin tinggi. Menurut Harrod-Domar (Subri,2003) dalam teorinya menyatakan bahwa investasi mampu menciptakan permintaan, sekaligus juga memperbesar kapasitas produksi, kapasitas produksi yang membesar tersebut membutuhkan jumlah tenaga kerja yang besar pula, dimana dalam kondisi seperti ini diasumsikan bahwa tenaga kerja meningkat secara geometris dan selalu full employment. Kegiatan investasi memungkinan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Kenaikan investasi akan meningkatkan perbelanjaan agregat dan pendapatan nasional serta akan diikuti oleh pertambahan kesempatan kerja. Hasil studi empiris yang dilakukan oleh Mahmood, et al. (2014).Determinants of Unemployment in Pakistan : A Statistical Study menunjukkan bahwa investasi langsung berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengangguran yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat upah minimum regional, dan investasi. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat upah minimum regional, dan investasi terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2017.Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Regional, Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2017”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat upah minimum regional, dan investasi terhadap Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2017. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur dan DPJKP Kementrian Keuangan. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan menggunakan data panelen_US
dc.language.isoInden_US
dc.relation.ispartofseries140810101009;
dc.subjectEconomic Growthen_US
dc.subjectMinimum Wagesen_US
dc.subjectInvestmenten_US
dc.subjectUnemploymenten_US
dc.titlePengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Regioanal, Investasi Terhadap Pengangguran DI Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2017en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record