Show simple item record

dc.contributor.authorPrahoro Kukuh Setyo Pambudi
dc.date.accessioned2013-12-18T03:14:27Z
dc.date.available2013-12-18T03:14:27Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM060910301186
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9763
dc.description.abstractPendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terwujud. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat membawa dampak terhadap pembangunan suatu negara. Pembangunan manusia di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara tetangga di ASEAN, saat ini Indonesia menempati peringkat 124 dari 187 negara dibawah Singapore (26), Brunei Darusssalam (33), Malaysia (61), Thailand (103), dan Philippines (112). Memperoleh pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga negara tanpa memandang apa pun, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. Karena dengan pendidikan yang diperoleh seseorang dapat meningkatkan taraf kehidupannya untuk lebih baik. Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia masih jauh dari harapan, masih banyak ABK yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, masih banyak para ABK di usia sekolah yang belum mengenyam pendidikan di sekolah. Dengan adanya Undang-undang dan peraturan-peraturan dari pemerintah yang dikhususkan kepada para ABK tentang pendidikan bagi ABK, membuat ABK bisa mendapatkan pendidikan dengan layak.Terdapat dua jenis pendidikan untuk (ABK), yaitu melalui Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah khusus dan sekolah inklusi. SLB diperuntukkan bagi siswa yang mengalami kelainan tertentu yang dikelompokkan menurut jenis kecacatannya, yang disebut juga dengan pendidikan segregasi. Sedangkan sekolah inklusi merupakan sistem pendidikan bagi ABK di Implementasi Pendidikan Inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) transkrip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi dan penyimpulan akhir. Untuk teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan teori. Implementasi pendidikan inklusi bagi ABK di SMA Negeri 10 Surabaya dalam pelaksanaannya sesuai dengan Prosedur Operasional Standart (POS) tentang penyelenggaraan pendidikan inklusi yang diterbitkan oleh Depertemen Pendidikan Nasional tahun 2007. Selain itu, dalam implementasi pendidikan inklusi, SMA Negeri 10 Surabaya berhasil meluluskan siswa ABK dan kemudian siswa ABK tersebut diterima dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri, serta memberi kesempatan kepada siswa ABK untuk berprestasi dengan mengikutsertakan siswa ABK ke olimpiode sains nasional dan menjadi juara. Dalam implementasi pendidikan inklusi SMA Negeri 10 Surabaya juga mengalami kendala-kendala, antara lain kendala dalam kriteria sekolah yaitu kurangnya informasi dan sosialisasi kepada guru mengenai implementasi pendidikan inklusi serta banyaknya siswa ABK yang diterima; kendala dalam layanan pendidikan inklusi yaitu kurang pahaman guru terhadap ABK dan keberagaman siswa; kendala dalam identifikasi dan assesmen yaitu kebutuhan ABK tergantung dari ABKnya, ABK yang tidak percaya diri interaksi sosialnya terhambat, dan pelaksanaan ternyata berbeda dengan perencanaan; kendala dalam kurikulum yaitu belum adanya kurikulum khusus untuk ABK, metode mengajar sesuai di lapangan; kendala dalam sistem penilaian yaitu pemberian nilai kepada; kendala dalam pendidik dan tenaga kependidikan yaitu kurangnya pendamping dan pendamping yang ada tidak sesuai dengan mata pelajaran; dan kendala dalam sarana-prasarana yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki serta kontruksi gedung tidak sesuai dengan ABK. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala adalah upaya dalam kriteria sekolah yaitu mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan dan mengadakan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah; upaya dalam layanan pendidikan inklusi yaitu memaksimalkan layanan kepada ABK dan melakukan pendekatan dengan ABK; upaya dalam identifikasi dan assesmen yaitu membangkitkan semangat dan memotivasi ABK; upaya dalam kurikulum yaitu menggunakan kurikulum reguler dengan teknis menyesuaikan ABK; upaya dalam sistem penilaian menurunkan Standar Ketuntasan Minimu (SKM) untuk ABK; kendala dalam pendidik dan tenaga kependidikan yaitu memaksimalkan pendamping yang ada dan melibatkan siswa reguler untuk membantu menjadi pendamping ABK; upaya dalam sarana dan prasarana yaitu mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dan ABK membawa alat-alat sendiri. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa dalam implementasi pendidikan inklusi di SMA Negeri 10 Surabaya berhasil dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang dimiliki oleh SMA Negeri 10 Surabaya, baik sebelum ditunjuk oleh pemerintah kota Surabaya untuk menjadi sekolah inklusi maupun setelah menjadi sekolah inklusi, yaitu dengan berhasil meluluskan siswa ABK dan diterimanya siswa ABK tersebut di perguruan tinggi negeri, selain itu SMA Negeri 10 Surabaya juga memberikan kepada para siswa ABK untuk berprestasi dengan mengikutsertakan ke olimpiode sains nasional dan berhasil membuat prestasi dengan menjadi juara di olimpiode sains tersebut. Berbagai macam kendala yang dialami SMA Negeri 10 Surabaya dalam implementasi pendidikan inklusi bagi ABK dapat diatasi dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh SMA Negeri 10 Surabaya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910301186;
dc.subjectImplementasi Pendidikan Inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)en_US
dc.titleIMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Studi Kasus di Sekolah Inklusi SMA Negeri 10 Surabaya)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record